Maroko seperti yang kita ketahui bersama, bahwasannya mayoritas pemainnya membela klub-klub terbaik Eropa.
Dalam konteks demikian, mereka pun sejatinya sudah paham akan organisasi permainan Portugal.
Di antaranya; Portugal selalu mengandalkan filosofi sepakbola terbuka.
Celah ini dimanfaatkan Walid Regragui (Pelatih Maroko) dalam mengeksploitasi lini belakang Portugal.
Kita bisa menyaksikan serangan balik Maroko yang selalu membahayakan punggawa Portugal.
Alhasil, Al-Nesry berhasil memanfaatkan peluang dan mengkonversi menjadi gol tunggal.
Ketika Portugal sudah tertunggal, Fernando baru menurunkan Cristiano Ronaldo.
Masuknya Cristiano sempat membuyarkan lini belakang Maroko. Di mana, jenderal tengah dan tembok belakang Maroko menjadi kocar-kacir.
Karena 2-3 pemain Maroko mengawal pergerakan Cristiano. Bila, sang juru taktik, Fernando menurunkan Cristiano di awal laga, maka ada kemungkinan Portugal bisa memenangkan laga.
Alasannya, pemain Maroko akan lebih fokus ke menjaga Ronaldo.
Dari winger kiri dan kanan Portugal bisa memanfaatkan celah demikian untuk mencetak gol.