Tim Nasional Kroasia berhasil meruntuhkan filosofi Bushido (Jepang) di babak 16 Besar Piala Dunia Qatar melalui drama adu penalti 1-3.
Kekalahan Jepang dari Kroasia juga menandakan gaya petarung ala Bushido sudah tak mempan dengan tim besutan Zlatko Dalic (Pelatih Kepala Kroasia) di tanah Jazirah (Qatar).
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Jepang adalah salah satu tim terbaik Asia.
Memang pasukan Samurai Biru (Jepang) di bawah arsitek Hajime Moriyasu sempat unggul duluan di menit ke-44 melaui sepakan dekat Daizen Maeda.
Namun, keunggulan pasukan Samurai Biru tak bertahan lama.Â
Lantaran, Ivan Perisic pun berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-55.
Alhasil, pertaruangan kedua kesebelasan pun makin sengit hingga perpanjangan waktu 120 menit.
Sayangnya, Jepang harus menyerah tanpa syarat kepada Kroasia dalam drama adu pinalti.
Sakit ya memang pasti sakit banget bagi suporter Jepang.
Karena salah satu wakil Asia sudah angkat koper dari tanah Jazirah.
Catatan Filosofi Bushido dan Kemundurannya
Timnas Jepang di kawasan Asia memang mendominasi. Tetapi kenapa ketika tim-tim Asia meladeni pasukan dari benua Biru (Eropa) selalu kewalahan.
Ternyata, penyebab dari kekalahan tersebut adalah postur tubuh pemain Asia yang mayoritas lebih kecil dari Eropa.
Selain itu, banyak pemain Kroasia itu adalah bintang, salah satunya Luka Modric (Real Madrid).
Memang, ada beberapa pemain Jepang yang merumput di Jerman, tapi itu pun tidak mempan dalam sejarah sepakbola Piala Dunia.
Terlepas dari motif di atas, kita pun mengakui bahwasannya filosofi Bushido di tanah Jazirah sepertinya makin mundur.
Jiwa-jiwa petarung dari timnas Jepang tak bisa berkutik di bawah tim racikan Zlatko Dalic.
Dalic dan pasukannya begitu percaya diri dalam mengurung pertahanan Jepang.
Jepang juga berusaha untuk bermain terbuka, namun dewi fortuna belum berpihak kepada mereka.
Akhirnya, selamat untuk pendukung Kroasia, karena tim kesayangan Anda sudah semakin mendekati puncak jawara pesta sepakbola terbesar dunia ini.
Sebaliknya, jangan menyerah pemain Jepang dan pendukungnya. Karena sepakbola selalu menyisihkan dua hal mutlak, yakni kalah atau menang.
Salam olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H