Bagi Penulis, STY bukan hanya sekadar datang dan menjalankan tugasnya sebagai pelatih profesional.
Melainkan ia sudah jatuh cinta dengan negara ini. Inilah sosok pelatih yang mampu berkarya dalam kesunyian, tetapi hasilnya dapat dinikmatin seluruh masyarakat Indonesia untuk saat ini, esok dan lusa.
STY sudah berhasil meletakkan filosofi sepakbola modern bagi Indonesia.
Langkah strategis ini perlu dikembangkan pengelola sepakbola tanah air, terutama bisa dijalankan di setiap klub profesional yang ada di Liga Indonesia.
Karena mentalitas spartan  anak asuhnya selama di lapangan hijau, berdampak pada relasi pemain dan pelatih di luar lapangan pertandingan.
Sepakbola versi humanis ini pun bisa dijadikan setiap orang dalam menjalani profesinya.
Karena untuk mencapai hasil yang sempurna, komitmen, kerja cerdas, dan kesetiakawanan itu membutuhkan waktu yang lama.
Dalam siklus perputaran penantian, memang segalanya sudah ada waktunya.
Kini, sepakbola Indonesia sudah berada pada waktu yang tepat.
Maka, dalam kondisi apa pun, sepakbola Indonesia akan terus berlari kencang.
Bahkan bisa terus melebarkan eksistensinya di kancah internasional, bukan hanya di kawasan Asia tapi di Piala Dunia.