Kenaikan harga BBM Pertalite dan Pertamax pada tanggal 3 September menyebabkan punic buying di berbagai kalangan masyarakat, tak ketinggalan pula bagi kelompok perokok.
Bandingkan, sebelum kenaikan BBM, sebagai perokok, penulis masih bisa mengeluarkan 20 ribu untuk mendapatkan sebungkus rokok di kios.
Namun, keadaan kian berubah. Karena harga rokok pun semakin meningkat.
Kenaikan ini pun sudah perlahan terjadi di berbagai kebutuhan pokok lainnya.
Meskipun demikian, sebagai pengguna bahan bakar Pertalite maupun perokok, penulis tidak bisa menghindari keniscayaan ini.
Logika sederhananya begini; entah naik atau pun tidak harga BBM, penulis dan sobat pembaca akan tetap menggunakannya.
Hal demikian juga berlaku bagi perokok. Karena kita butuh.
Penulis membutuhkan bahan bakar Pertalite untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
Begitu pun, penulis membutuhkan sebungkus rokok dalam mencari inspirasi menulis.
Melihat Sisi Positif dari Kenaikan Harga BBm