Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Potretan Pendidikan Hospitality Amore Prime School

1 September 2022   21:50 Diperbarui: 1 September 2022   22:27 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Sekolah SD Amore Prime School sedang memberikan pengarahan kepada peserta didik | Dokumen APS

Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang, Amore Prime School menjunjung tinggi model pembelajaran hospitality bagi peserta didiknya.

Karena bagaimana pun, pendidikan hospitality dapat membawa kesadaran humanis bagi siswa-siswi dalam memaknai semangat perbedaan.

Perbedaan itu unik, karena di dalam lingkungan sekolah, ada berbagai suku bangsa yang  saling bekerja sama dalam mengejar cita-citanya.

Sebagai langkah humanis, sedari TK hingga SMA, tenaga pendidik bersama mitra internalnya, dalam hal ini Pengelola Yayasan menekankan model pembelajaran nusantara.

Mengingat, peserta didik di Amore Prime School datang dari berbagai latar belakang.

Perbedaan latar belakang keluarga, bukan menjadi sesuatu yang harus ditakutin orang tua.

Karena di dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, aspek humanis memiliki kedudukan yang lebih tinggi, dari kepentingan apa pun.

Potretan ini melambangkan lingkungan pendidikan yang berwawasan global.

Lebih jauhnya, penulis melihat model pembinaan ini dari konteks komunikasi budaya.

Artinya; tenaga pendidik tahu betul akan konsekuensi dari kehidupan peserta didiknya di lingkungan yang lebih heterogen (beragam).

Keberagaman itu, bisa saja menjadi keuntungan, sebaliknya bisa saja mendatangkan masalah-masalah sosial.

Untuk itu, dengan adanya model pembinaan komunikasi budaya ini, diharapkan ketika peserta didik Amore Prime School di dalam berinteraksi di lingkungan yang kompleks tidak takut pada budaya lain (fobia).

Karena mereka sudah memiliki bekal pendidikan kebudaaan yang bercita rasa hospitality.

Budayakan 3 S

Kepala Sekolah SD Amore Prime School sedang memberikan pengarahan kepada peserta didik | Dokumen APS
Kepala Sekolah SD Amore Prime School sedang memberikan pengarahan kepada peserta didik | Dokumen APS

Budaya 3 S, yakni; Senyum, Sapa, dan Salam menjadi pedomn bagi tenaga pendidik, siswa/siswi, dan karyawan/karyawati Amore Prime School sebelum dan sesudah beraktivitas.

Setiap pagi, mereka yang bertugas di depan sekolah, biasanya menyapa peserta didik dengan budaya 3 S.

Citra atau keberadaan pendidikan hospitality ini, mungkin saja sudah diterapkan oleh istitusi pendidikan yang lain.

Namun, sejauh pengalaman penulis, tidak semua sekolah menerapkan hal demikian.

Lantaran, terkadang tenaga pendidik apalagi peserta didik acuh tak acuh, kala bertemu dengan rekan-rekannya di lingkungan pendidikan yang menaungi mereka.

Penulis juga menyadari, statement atau pernyataan ini mungkin terlalu subjektif.

Namun, itulah realita yang terjadi di luar sekolah swasta.

Mohon maaf, bila penulis salah menilai.

Pendidikan Bernuansa Seminari

Siswa-siswi SMA sedang mengembangkan minatnya | Foto: Fredy Suni
Siswa-siswi SMA sedang mengembangkan minatnya | Foto: Fredy Suni

Meskipun Amore Prime School bukan berada di bawah naungan salah satu kepercayaan apa pun, namun model pendidikan kreatif dan disiplin di lingkungan sekolah ini, hampir senada/semakna dengan pendidikan seminaris.

Karena berdasarkan pengalaman penulis selama hampir 7 tahun berada di dalam Biara (Seminari), budaya ketepatan waktu, rasa kekeluargaan, keramahtamahan (hospitality) menjadi syarat mutlak bagi mereka yang berada di dalamnya.

Ya, tak bisa dimungkiri juga, bahwasannya siapa pun, pasti pernah melenceng dari poin-poin di atas.

Karena berbagai faktor yang melatarbelakanginya.

Namun, persoalan itu bukan menjadi alasan pembelaan (pledoi).

Meski demikian, insan-insan penggerak literasi bangsa di Amore Prime School bukanlah manusia mesin.

Pendidikan Kreatif Menumbuhkan Semangat Globalisasi

Dokpri
Dokpri

Entah sadar atau pun tidak, setiap zaman selalu memiliki tantangannya tersendiri, apalagi perkembangan teknologi yang kian menyasar setiap sendi kehidupan, ikut mengubah model pendidikan, baik daring maupun luring.

Perkembangan itu pun mendorong pembelajaran yang kreatif dari tenaga pendidik Amore Prime School.

Kreativitas dari tenaga pendidik mampu membangkitkan rasa keberadaan (sense of being), rasa memiliki (sense of belonging), rasa cinta (sense of love), rasa kehidupan (sense of life), dan rasa kemanusiaan (human being) peserta didik

Pola ini memampukan siswa untuk berkreativitas dalam mengejar masa depan mereka.

Karena tenaga pendidikan itu sebagai jembatan, sedangkan peserta didik merupakan pejalan yang dengan caranya bisa melewati jembatan tersebut.

Itulah potretan singkat yang penulis alami selama berada di lingkungan Amore Prime School.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun