Keberagaman itu, bisa saja menjadi keuntungan, sebaliknya bisa saja mendatangkan masalah-masalah sosial.
Untuk itu, dengan adanya model pembinaan komunikasi budaya ini, diharapkan ketika peserta didik Amore Prime School di dalam berinteraksi di lingkungan yang kompleks tidak takut pada budaya lain (fobia).
Karena mereka sudah memiliki bekal pendidikan kebudaaan yang bercita rasa hospitality.
Budayakan 3 S
Budaya 3 S, yakni; Senyum, Sapa, dan Salam menjadi pedomn bagi tenaga pendidik, siswa/siswi, dan karyawan/karyawati Amore Prime School sebelum dan sesudah beraktivitas.
Setiap pagi, mereka yang bertugas di depan sekolah, biasanya menyapa peserta didik dengan budaya 3 S.
Citra atau keberadaan pendidikan hospitality ini, mungkin saja sudah diterapkan oleh istitusi pendidikan yang lain.
Namun, sejauh pengalaman penulis, tidak semua sekolah menerapkan hal demikian.
Lantaran, terkadang tenaga pendidik apalagi peserta didik acuh tak acuh, kala bertemu dengan rekan-rekannya di lingkungan pendidikan yang menaungi mereka.
Penulis juga menyadari, statement atau pernyataan ini mungkin terlalu subjektif.
Namun, itulah realita yang terjadi di luar sekolah swasta.