Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ta'han Teu Tunaf (Tradisi Memasak) Masyarakat Desa Haumeni, NTT

18 Juli 2022   00:42 Diperbarui: 14 September 2024   13:22 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ta'han Teu Tunaf masyarakat desa Haumeni, NTT. Dokpri

Itu pun tidak masalah. Karena cara ini tergantung dari kenyamanan setiap kepala keluarga beserta anggota keluarganya.

Lalu, apa saja yang biasanya dimasak dengan menggunakan tungku api tersebut?

Tentunya, tungku api ini memiliki multifungsi atau dalam istilah penyebutan kreator konten digital adalah multitasking.

Artinya; medium bisa digunakan masayarakat Dawan pada umumnya, khususnya masyarakat Haumeni untuk menanak nasi, air panas, menggoreng sayur, panggang ikan, ayam, Se'i, dan lain sebagainya.

Hasil dari masakan di tungku api ini pun enak dan bercita rasa alami. Ketimbang, kita memasak menggunakan kompor, race cooker, dll.

Apakah cara memasak ini masih ditemui di kehidupan generasi sekarang?

Tentu saja, tradisi memasak dengan menggunakan tungku api masih kita temui di perumahan masyarakat desa Haumeni.

Bahkan di kota Kefamenanu, Kupang, dan sekitarnya kita pun masih menemuinya.

Manfaat lain dari tungku api adalah sebagai ruang bercerita antar keluarga.

Setiap pagi maupun sore hari, ketika kita berkunjung di kampung Haumeni, di setiap rumah, tepatnya U'IM BUBU (dapur) yang terbuat dari alang-alang maupun seng, kita pun menemui pemandangan yang menarik.

Karena di sekeliling tungku api itu, ada beberapa kepala keluarga beserta anggota keluarganya bercerita bebas tentang banyak hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun