Kedua: SAPA
Menyapa adalah bentuk manivestasi cinta. Cinta itu pun akan ngalir begitu saja, sesuai dengan ke mana arah angin bertiup.
Sebagai praktisi perhotelan yang sudah malang melintang dalam berkecimpung di bidang ini, CP tak henti-hentinya menyuarakan diksi 'SAPA.'
Karena baginya, menyapa itu tidak mahal dan serumit apa yang kita pikirkan. Dengan menyapa, pelangan akan merasa kehadirannya diterima dalam kondisi apa pun.
Dengan demikian, elaborasi cinta pun bersemi di antara pengelola perhotelan dan tamu. Maka, terciptalah ruang kepuasan di antara kedua belah pihak.
Ketiga: SIKAP BAIK
Senyum dan sapa saja belum cukup bagi pekerja perhotelan, selain memiliki sikap yang baik.
Pembawaan bersahaja dan baik dengan pelanggan akan meninggalkan kesan yang tidak pernah dilupakan pelanggan.
Dari sini, muncullah pelanggan setia. Karena pelanggan tidak hanya datang sekadar tidur, makan dan lain sebagainya. Tetapi lebih dari itu, mereka telah menemukan partner atau rekan seperjalanan yang asyik untuk sekadar ber-say-hello dan berbagi cerita tentang indahnya perjalanan dalam mengarungi dunia.
Untuk itu, saya merekomendasikan karya buku ini bagi siapa pun yang ingin mengetahui seluk beluk dunia perhotelan.
Selamat menjelajahi samudera terindah dari buku ini ya sobat.