Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Presiden Joko Widodo: NTT Punya Potensi Pengembangan Komoditas Jagung, dan Jangan Paksakan untuk Keluar dari Kekuatannya!

27 Juni 2022   09:33 Diperbarui: 27 Juni 2022   15:58 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo: Jangan paksakan NTT keluar dari kekuatannya. Sumber gambar Minews

Setiap provinsi punya potensi untuk dikembangkan, entah potensi tersebut di bidang pangan, sosial, budaya, pariwisata, dan lain sebagainya, terlebih potensi komoditas jagung di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Demikian pidato singkat dari Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas II) PDIP beberapa hari yang lalu. Merujuk pada pesan Jokowi, di sini saya fokuskan hanya di pengembangan sumber daya alam, khususnya komoditas jagung di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Natasya Manu Peraih Juara II Putri Duta Bahasa NTT 2022, dan Musik sebagai Ruang Belajar Bahasa Asing


Nusa Tenggara Timur memang secara statistik nasional, merupakan provinsi termiskin ke-3 sesuai dengan Badan Pusat Statistik per Maret - September 2021. (Sumber rujukan Okezone).

Sebagai diaspora atau perantau dari NTT, yang kini berstatus sebagai warga DKI Jakarta, saya pun tidak mempersoalkan hal demikian. Karena saya dan masyarakat NTT pada umumnya, mengakui bahwasannya daerah kami memang kering dan tandus, terlebih di daratan pulau Timor Barat.

Meskipun demikian, Nusa Tenggara Timur memiliki potensi di bidang pariwisata, sosial, budaya, khususnya komoditas jagung. Sesuai dengan informasi yang saya terima dari Humas Pemprov NTT, Minggu (26/6/2022).

Saat ini, program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dari Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Yosef Nae Soi terbilang sangat sukses di daratan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Gubernur NTT ikut memanen tanaman jagung bersama para petani di Sumba Barat Daya. Sumber gambar: Humas Pemprov NTT.
Gubernur NTT ikut memanen tanaman jagung bersama para petani di Sumba Barat Daya. Sumber gambar: Humas Pemprov NTT.

Sebagaimana dalam informasi tersebut, dikatakan bahwasannya dalam lawatan Gubernur dan wagub ke desa Limbu Kambe, kecamatan Kodi Utara, yang merupakan wilayah pengembangan program TJPS, khususnya para petani dari Kelompok tani Karya Sadar kian menuai hasil positif.

Bagaimana tidak, para petani di sana berhasil membuka lahan komoditas jagung hingga 35 ribu hektar. Mengingat Gubernur dan Wagub yang menargetkan 15 hektar di wilayah tersebut.

Gubernur VBL pun mengapresiasi Bupati beserta stakeholder internalnya yang sudah bekerja keras dan memberikan kejutan bagi pemerintah Provinsi NTT.

"Saya mengapresiasi kinerja dan  kerja keras dari Bupati, Kepala Dinas Pertanian kepala desa serta para penyuluh di Kabupaten Sumba Barat Daya yang telah mengerahkan petani di di Kabupaten ini. Meskipun di musim panas, namun lahan seluas 35.000 hektar untuk komoditas jagung dapat dimanfaatkan secara optimal. Tentu saja, pencapaian itu merupakan suatu hal yang sangat luar biasa dan menjadi sejarah baru bagi Pulau Sumba sebagai salah satu daerah penyumbang pangan nasional" ujar VBL.

Presiden Jokowi Jangan Paksakan NTT Keluar dari Kekuatannya

Gubernur NTT menggunakan mesin combine sebagai panen simbolis di Sumba Barat Daya. Sumber gambar: Humas Pemprov NTT
Gubernur NTT menggunakan mesin combine sebagai panen simbolis di Sumba Barat Daya. Sumber gambar: Humas Pemprov NTT

Melanjutkan pernyataan dari pidato Presiden Joko Widodo dalam Rakernas II PDIP, terkait imbaunnya untuk tidak memaksakan setiap provinsi keluar dari kekuataannya, saya pun sangat setuju.

Lantaran, jika kita menilik situasi politik global saat ini, kian tak menentu. Akibatnya harga pangan (gandum) melambung tinggi. Karena invasi militer Rusia ke Ukraina yang merupakan negeri penghasil gandum terbaik dunia.

Invasi tersebut juga memberikan efek yang sangat besar bagi ketersediaan pangan dalam negeri. Untuk itu, sebagai upaya komprehensif dari Presiden Jokowi, tentunya mulai sekarang, setiap provinsi harus tetap mengembangkan potensi yang dimilikinya, demi ketahanan pangan nasional saat ini, besok, dan di waktu yang akan datang.

Hal senada juga bukan hanya berlaku bagi provinsi NTT, melainkan provinsi Papua dalam mengembangkan sagu. Begitu pun dengan provinsi yang lainnya.

Gotong Royong sebagai Kekuatan Bersama dalam Menghadapi krisis Pangan

Secara dewi fortuna atau keberuntungan, negara kita saat ini masih berpuas diri, lantaran ketersediaan pangan dalam negeri masih mencukupi.

Namun, lain kisah dengan beberapa negara yang saat ini dilanda krisis pangan.

Permasalahan tersebut, menjadi catatan penting bagi kita semua untuk kembali meningkatkan kerja kolaborasi, atau dalam bahasa Bung Karno adalah 'Gotong Royong.'

Ya, dua kata di atas, terdengar secara berulang kali, namun kita pun terkadang lalai dalam menjalankannya. Karena ada kepentingan apa pun yang melatarbelakangi setiap tindakan kita, demi mencapai sesuatu di dalam panggung perpolitikan tanah air.

Untuk itu, solusi terbaik untuk tetap menjaga ketahanan pangan nasional, kita pun harus berpegang pada semangat gotong royong, sebagaimana pesan dari Presiden Jokowi dalam Rakernas II PDIP.

Salam | Instagram: @Suni_Frederikus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun