"Karena itulah Pater Fritz Meko layak disebut sebagai manusia konseptual zaman sekarang" ujarnya
FM sudah meninggalkan karya fenomenal di zaman sekarang. karena ia telah membuka tabir atau misteri zaman dahulu dalam Kitab Suci yang bagi sebagian kaum awam/umat tidak begitu memahaminya. Tetapi memalui karya antologi pusis religi Sang Mesias, FM membantu umat untuk lebih mengenal kuasa Ilahi.
"Pater Fritz Meko dalam hal ini tidak berutang pada generasi bangsa. karena ia telah meninggalkan goresan sastra yang luar biasa bagi generasi bangsa Indonesia, terutama Nusa Tenggara Timur" ujarnya.
Lebih lanjut, VBL juga mengatakan saya hadir di sini bukan karena undagan Pater Fritz Meko, tetapi kehadiran saya sebagai dukungan bagi kita untuk membedah sekaligus menumbuhkan pengetahuan kita.
Sementara, kritikus Sastra Nusa Tenggara Timur, yakni Yohanes Sehandi juga menyayangkan Pemprov NTT yang selama ini dinilai belum mampu memberikan perhatian yang serius kepada perkembangan literasi di daratan Nusa Tenggara Timur.
Begitu pun dengan Marsel Robot yang juga dengan cara yang elegan, santun, dan satiris mengatakan frasa "biarkanlah Sastrawan tersiksa dengan karyanya sendiri."
"Sebagai pemimpin wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, tentu saja saya menyadari pembangunan di NTT ini sangat kompleks. Karena itu, saya mengajak semua masyarakat NTT untuk saling bekerja sama dan terus menumbuhkan minat membaca, menulis, dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih akan ilmu pengetahuan demi perkembangan sumber daya manusia NTT yang lebih baik" harap VBL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H