Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dua Model Mitigasi Masalah dari co-Founder Cafe Malar untuk Pelaku Industri Kreatif

2 Maret 2022   17:58 Diperbarui: 2 Maret 2022   18:55 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pers Undira dan co-Founder Cafe Malar. Dokumen Humas Undira

 

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pasti pernah melewati hari-hari terberat dalam menjalankan roda perekonomian bisnisnya di tengah Pandemi global. Pandemi bukan hanya melahirkan masalah, tetapi Pandemi juga membawa dampak positif bagi Cafe Malar.

Banyak industri kreatif tanah air yang terpaksa harus gulur tikar alias bangkrut. Karena hantaman Covid-19. Namun tidak dengan Cafe Malar. Justru Cafe Malar melihat Pandemi Covid-19 sebagai peluang baru yang harus diambil oleh ketujuh co-foundernya.

Ketujuh co-Founder itu antara lain Ibu Devanka, Ibu Veni, dan Pak Teguh (Divisi Kreatif), Sementara divisi Operasional; Pak Rivaldi, Pak  Alif, Divisi Keuangan (Pak Zikri), dan Prof. Dr. Suharyadi Suharyadi (Rektor Universitas Dian Nusantara) Jakarta.

Sumber Daya Manusia Menentukan Maju dan Berkembangannya Bisnis

Pers Undira dan co-Founder Cafe Malar. Dokumen Humas Undira
Pers Undira dan co-Founder Cafe Malar. Dokumen Humas Undira

Mendirikan perusahaan startup atau pun industri kreatif tidak pernah terlepas dari sumber daya manusia yang handal.

SDM yang mumpuni dalam bidang tertentu, ketika berkolaborasi dengan lintas profesi pasti menghasilkan cita-cita yang mulia. Di mana, perusahaan atau pun industri kreatif itu tidak hanya mapan dalam finansial, tetapi seluruh karyawan dibimbing untuk menyatukan kepentingan demi mencapai hasil yang lebih baik.

Selain itu, keuntungan lain dari sumber daya manusia yang berkompeten adalah mampu memitigasi masalah internal dan ekternal yang ada selama bisnis itu berlansung.

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh ketujuh co-Founder Cafe Malar. Mereka bekerja sama dengan semangat "Kolaborasi." Tentu saja slogan ini semakna atau serupa dengan semangat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni "Jakarta Kota Kolaborasi."

Mentaliti dan Dialog sebagai Kekuatan Cafe Malar

Di sela-sela memotret suasana Cafe Malar dengan menikmati menu favorit dan berbagai jenis minuman kopi yang berada di dalamnya, bangunan Caf Malar juga sangat minimalis, tetapi nyaman untuk dipandang. Karena lanskap Cafe Malar sangat menyejukkan hati untuk berlama-lama di dalamnya.

Pers Mahasiswa Univeristas Dian Nusantara mulai menggali lebih dalam seputar, apa sih rahasia Caf Malar hingga menuju kesuksesannya di tengah Pandemi?

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kedua co-Funder (Ibu Devanka dan Pak Zikri) dalam kesempatan itu, mereka memberikan dua paradigma kepada sobat Undira dan juga pelaku ekonomi kreatif Indonesia, yakni: "Mentaliti dan Dialog."

Lantas, Apa itu Mentaliti dan Dialog?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun