Akan tetapi, jika Meta mengikuti permainan AS, tentu saja mereka akan rugi dari segi pasar global. Karena ini kembali lagi pada ekonomi.
Benar adanya, Meta berada di bawah tekanan untuk memberi label informasi yang salah - dan telah bekerja dengan pemeriksa fakta di luar, termasuk Reuters.
Bagaimana tanggapan Moskow dan Twitter?
Moskow juga meningkatkan tekanan pada media domestik, mengancam akan memblokir laporan yang berisi apa yang disebutnya sebagai "informasi palsu" mengenai invasinya ke Ukraina.
Sementara, Twitter juga mengatakan kepada British Broadcasting Corporation bahwa tim keamanan dan integritasnya "mengganggu upaya untuk memperkuat informasi palsu dan menyesatkan dan untuk memajukan kecepatan dan skala penegakan kami".
Solusi
Rusia tidak memiliki cara lain, selain menghentikan invasi militernya di Ukraina. Karena bagaimana pun juga, Rusia sudah jelas melanggar hukum kemanusiaan, yakni mempersulit bahkan memusnahkan sesamanya yang tidak bersalah.
Tentu saja ini berkaitan dengan moral. Di mana tindakan Rusia salah, karena tidak sesuai dengan semangat kehidupan.
Okelah, Rusia tetap memiliki wilayah Krimea yang mereka ambil paksa pada tahun 2014 silam. Karena peristiwa itu sudah selesai ( Simple Past Tense).
Sementara negara boneka yang mereka idam-idamkan, yakni Donetsk dan Luhask harus dikembalikan kepada Ukraina. Karena secara geografis, wilayah itu adalah bagian dari Ukraina.
Selain itu, Rusia harus menyetop atau mengakhiri bantuan mereka kepada pasukan pemberontak di Donbass, Ukraina Timur. Biarkan Ukraian menyelesaikan masalah internal mereka, tanpa intervensi dari pihak lainnya.
Sebaliknya, Ukraina harus mempertimbangkan lebih matang lagi terkiat keinginan mereka untuk bergabung dengan NATO. Begitu pun dengan NATO dan AS tidak boleh memanas-manasin mesin emosi dari Rusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H