Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ukraina Timur dalam Ketakutan, NATO dan Amerika Serikat Naik Pitam

24 Februari 2022   02:04 Diperbarui: 24 Februari 2022   13:00 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan paruh baya sementara membereskan reruntuhan akibat tembakan artileri dari pasukan pemberontak yang didukung Rusia. Anadolu Agency/Getty Images

Selain itu, militer yang berusia 18 -60 tahun wajib turun lapangan (Turla) untuk memantau keadaaan di daerah konflik.

Sementara, keadaan darurat diperkirakan akan berlangsung selama 30 hari dan akan memberi otoritas Ukraina hak untuk melindungi penduduk dan negaranya dari kemungkinan bahaya. Laporan menunjukkan itu mungkin termasuk opsi untuk memberlakukan jam malam jika diperlukan.

Respon Rusia

Pemerintah Rusia juga memerintahkan kedutaan besarnya yang di Ibukota Ukraina, Kyiv untuk menurunkan benderanya.

Selain itu, mereka juga sudah mulai mengevakuasi warga dan pejabatnya yang bertugas di Ukraina.

Bukan hanya itu saja, Rusia telah berulang kali membantah berencana untuk menyerang Ukraina, mengabaikan peringatan sebagai histeria anti-Rusia. Namun, Presiden Vladimir Putin minggu ini merobek kesepakatan damai 2015 untuk Ukraina timur dan menggambarkan negara itu sepenuhnya dibuat oleh Rusia.

Dalam pidato video yang dirilis pada hari Rabu, dia mengatakan kepentingan dan keamanan Rusia tidak dapat dinegosiasikan sambil bersikeras bahwa Moskow "terbuka untuk dialog langsung dan jujur".

Lantas, Bagaimana dengan tanggapan NATO dan Sekutunya?

Negara-negara Barat telah mengumumkan serangkaian sanksi terhadap Rusia karena mengakui apa yang disebut republik rakyat Luhansk dan Donetsk di Ukraina Timur sebagai negara merdeka dan memerintahkan pasukan untuk operasi "penjaga perdamaian" - klaim yang ditolak oleh Sekretaris Jenderal PBB dan dikecam sebagai omong kosong oleh Barat.

Sementara, Para pemimpin Uni Eropa telah diundang untuk pertemuan puncak luar biasa di Brussels pada hari ini untuk membahas krisis tersebut.

Dalam sebuah surat kepada anggota Dewan Eropa, Presiden Charles Michel mengatakan: "Tindakan agresif oleh Federasi Rusia melanggar hukum internasional dan integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina. Mereka juga merusak tatanan keamanan Eropa."

Sedangkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia sama sekali selama krisis.

Akan tetapi, di sini masih absurb atau belum jelas mengenai apakah ada pasukan Rusia yang melintasi perbatasan ke Ukraina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun