Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Militer Prancis Mundur dari Konflik Republik Mali

18 Februari 2022   10:46 Diperbarui: 18 Februari 2022   16:18 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Prancis Emamnuel Macron meminta pasukan tempurnya untuk meninggalkan Mali, setelah sembilan tahun membantu militer Mali dalam memerangi militan Islam.

Alasan kepergian pasukan Prancis karena rusaknya hubungan diplomatik, di tengah meningkatnya permusuhan dari junta militer yang memerintah Mali.

Baca Juga: Rusia Mundur dari Perbatasan Ukraina, Putin Kehilangan Panggung


Pasukan tempur Prancis dan sekutunya akan beralih ke wilayah Sahel Afrika.

Berapa lama penarikan pasukan militer Prancis dari Mali?

Militer Prancis.Reuters
Militer Prancis.Reuters

Dilansir dari British Broadcasting Corporation/BBC, Macron mengatakan bahwa penarikan pasukan tempurnya akan dilakukan dalam dua tahap, yakni sekitar empat hingga enam bulan ke depan.

Kapan informasi penarikan pasukan militer dirilis ke publik internasional?


Yang pasti penarikan pasukan militer Prancis diumumkan pada Kamis malam. Lebih tepatnya, usai pertemuan Macron dengan para pemimpin Eropa dan Afrika di Istana lyse, Prancis.

Prancis Tetap Membantu Keamanan Mali

Keakraban militer Prancis dengan anak-anak Mali. Getty Images
Keakraban militer Prancis dengan anak-anak Mali. Getty Images

Prancis tetap berkomitmen untuk memerangi pemberontakan Islam di wilayah tersebut. Lebih lanjut, Macron menambahkan bahwa Niger telah bersedia untuk menampung pasukannya yang sudah mundur.

Tentu saja ini bukan menandakan bahwa Prancis sudah benar-benar lepas tangan dari keamanan di Mali. Melainkan, mereka akan tetap memainkan peran sebagai penegah atau pemersatu di daerah konflik.

Selain itu, sejauh ini Prancis telah memainkan peran pemersatu dalam  mobilitas internasional demi Sahel.

Di mana, negara-negara yang terlibat dalam Gugus Tugas Takuba yang dipimpin Prancis mengatakan mereka telah sepakat untuk menetapkan rencana tentang bagaimana tetap terlibat secara aktif di kawasan itu, terutama di Niger dan negara-negara Teluk Guinea, pada Juni.


Bagaimana respon dari Junta Militer Mali soal pengumuman mundurnya militer Prancis?

Militer Prancis di Mali.Dw
Militer Prancis di Mali.Dw

Kolonel Souleymane Dembl, juru bicara junta yang berkuasa, mengabaikan pengumuman Prancis, mengatakan kepada wartawan bahwa sementara pasukan Eropa berada di negara itu "terorisme melanda seluruh wilayah Mali".

Hampir 5.000 tentara Prancis dikerahkan di wilayah Sahel untuk memerangi pemberontakan Islam sebagai bagian dari Operasi Barkhane, dengan sekitar 2.400 di antaranya berlokasi di tiga pangkalan di Mali utara.

Lantas, Bagaimana reaksi dari warga Mali?

Militer Mali.Reuters
Militer Mali.Reuters

Tentu saja pengumuman penarikan pasukan dari Mali oleh Presiden Macron membawa dua hal, yakni ada yang merasa bahwa itu akan memberikan perdamaian di negara tersebut.

Sebaliknya, ada warga yang pesimis akan meningkatnya konflik di negara tersebut. 

Sebagaimana yang dilaporkan oleh Bristish Broadcasting Corporationn bahwa seorang pria mengatakan penarikan itu akan "membawa perdamaian di utara negara kita karena Rusia dan Wagner pasti akan mendukung tentara kita", sementara yang lain menggambarkan intervensi Prancis di Mali sebagai "kegagalan".

Bagaimana pun juga, kedamaian adalah hak setiap warga negara. Kita berharap apa yang dilakukan oleh Presiden Macron bisa memberikan keleluasan bagi pemerintah Mali dalam mengurus kedamaian di negaranya sendiri. Selain, pihak internasional juga harus ikut terlibat aktif dalam mendukung perdamaian di negara tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun