Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rusia Mundur dari Perbatasan Ukraina, Putin Kehilangan Panggung

16 Februari 2022   03:21 Diperbarui: 16 Februari 2022   03:24 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rusia mundur dari perbatasan Ukraina, Putin kehilangan panggung.Sumber gambar: Tangkapan layar youtube British Broadcasting Corporation

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan bahwa Rusia tidak menginginkan perang di Eropa, tetapi masalah keamanannya harus ditangani dan ditanggapi dengan serius.

Pernyataan Putin ini juga sekaligus sebagai alarm atau tanda ketidakpercayaan masyarakat internasional kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang selama ini terus melancarkan tudingan dan provokasi ke kubu Rusia terkait serangan militer pada hari ini.

Lalu, faktor apa yang menyakinkan masyarakat dunia bahwa Rusia sudah benar-benar mundur dari perbatasan Ukraina?

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan perdamaian di benua Eropa berkat doa Paus Fransiskus.Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan perdamaian di benua Eropa berkat doa Paus Fransiskus.Reuters

Dilansir dari British Broadcasting Corporation (BBC), Putin secara terbuka memberitahukan kepada dunia internasional bahwa ia telah menerima informasi dari militernya yang saat ini sudah menarik sebagian pasukannya dari perbatasan Ukraina.

Selain itu, andil dari pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus yang telah mengumpulkan masyarakat Eropa untuk berdoa, sekaligus mengajak pemimpin Eropa dan Amerika Serikat, terutama politikus untuk berhenti menyebarkan provokasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan di kawasan perbatasan Rusia dan Ukraina.

Berapakah jumlah pasukan yang sudah ditarik Rusia dari perbatasan Ukraina?

Tank perang Rusia.Reuters
Tank perang Rusia.Reuters

Sejauh ini belum ada informasi yang valid dan pasti berapa banyak pasukan Rusia yang sudah ditarik dari perbatasan Ukraina.

Namun, hal yang pasti adalah saat ini ketegangan kedua negara sudah mulai reda di benua Eropa.

Lalu, faktor apa saja yang memicu kedua negara bekas Uni Soviet itu terlibat ketegangan bilateral?

Faktor yang paling krusial adalah Ukraina selama ini memaksakan diri untuk bergabung dengan "North Atlantic Treaty Organization atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga: Matahari Tetap Bersinar di Langit Ukraina, Meski Ada Isu Invasi Rusia

Atasa dasar ini, Rusia dengan tegas mengimbau Ukraina untuk tidak bergabung dengan NATO.

Mengapa Rusia takut jika Ukraina bergabung dengan NATO?

Deretan wanita cantik Ukraina siap mengikuti latihan perang.Reuters
Deretan wanita cantik Ukraina siap mengikuti latihan perang.Reuters

Sebagai negara bekas Uni Soviet, Rusia memiliki ikatan budaya dan sejarah yang mendalam dengan Ukraina, yang merupakan bekas Republik Soviet.

Untuk itu, Putin tidak menginginkan konco terbaiknya ini bergabung dengan NATO. Karena ke depan Ukraina akan dipengaruhin oleh NATO dan sekutunya, dan itu akan menjadi ancaman serius bagi Rusia.

Karena berdasarkan catatan sejarah, selama 15 tahun, ada 12 negara Eropa Timur yang dulu berada di bawah pengaruh Uni Soviet dan akhirnya bergabung dengan Pakta Pertahanan Aliansi Barat/NATO (Sumber kutipan dwcom).

Bagaimana tanggapan dunia internasional terkait penarikan pasukan militer Rusia dari perbatasan Ukraina?

Tentu saja semua orang pasti menginginkan perdamaian. Karena dalam perdamaian ada potensi untuk meningkatkan kerja sama bilateral antar negara dalam mencukupi kebutuhan negaranya sendiri.

Selain itu, masyarakat internasional perlahan-lahan tidak mempercayai Biden. Dalam hal ini, Putih (Rusia) sudah aman. Sementara, Biden tentunya pasti kecewa karena ucapannya tidak benar-benar terjadi.

\

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun