Kiprah Witan Sulaeman kian bersinar bersama juru taktik FK Senika Ricardo Cheu, usai menceploskan gol perdana ke gawang GKS Jastrzebie dalam laga Friendly Match, Sabtu (5/2/2022).
Gol tersebut juga sekaligus sebagai imbalan jasa kepada sang manajer (Ricardo) yang telah memberikan kepercayaan kepada Witan sejak kick off babak pertama berlangsung di kandang FK Senica.
Baca Juga: Elkan Baggott Kembali ke Skuad Utama Ipswich Town
Sumbangan gol dari Witan rupanya belum memberikan kepuasan bagi coach Ricardo sehingga memasuki babak kedua, ia ditarik keluar oleh pelatih FK Senica.
Sementara rekan setim, Egy Maulana Vikry bermain full selama 90 menit
Witan Merasa Lega dengan Penampilannya
Meskipun di babak kedua, ia ditarik keluar oleh sang juru taktik, namun bagi gelandang serang Timnas Indonesai ini bukan menjadi masalah. Karena ia sudah berhasil memecahkan telur  pasca berseragam FK Senica.
Tentu saja, gol tersebut juga memberikan kepuasan batin bagi anak emas dari coach Shin Tae-Yong ini selama Piala AFF 2020 silam.
Pemain asal Palu, Sulawesi Tengah ini telah membuktikan kepada sang manager dan pemain Eropa bahwa kualitas dari pemain-pemain Asia Tenggara, khususnya Indonesia tidak kalah dari bintang-bintang Top dari Amerika Latin, Afrika, dan Eropa.
Di balik performa terbaik Witan, rupanya ada dukungan dari sang kekasih (Rismahani) yang dipinangnya dengan mahar Rp. 250 juta pada tanggal 8 Januari 2022.
Kolaborasi Apik antara Bintang Timnas Indonesia di FK Senika
Suaracom

Dua bintang Timnas Indonesia yang kini merumput di klub asal Slowakin ini mampu memberikan kontribusi yang besar bagi FK Senika.
Bagi coach Ricardo, kehadiran Egy dan Witan menjadi amunisi yang mematikan di lini depan FK Senika.
Hal itu terbukti dari kerja sama kedua pemain yang secara emosional sudah saling mengenal sejak lama di bawah besutan pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-Yong.
Untuk itu, kedua pemain sangat cocok untuk selalu diturunkan sejak menit awal. Karena pergerakan dari kedua pemain ini sangat merepotkan pemain-pemain lawan, terutama lini belakang lawan.
Ya, meskipun secara postur tubuh, mereka kalah jauh dari pemain-pemain Eropa, Afrika, dan Amerika Latin, namun mereka memiliki kelebihan, yakni kecepatan, penguasaan bola, kerja keras, dan terus melakukan pressing ketat kepada lawan-lawannya. Sehingga lawan-lawannya pun kerap sulit untuk mengembangkan permainan.
Inilah ciri khas permainan dari kedua bintang Timnas Indonesia dari sejak era Indra Sjafri sampai ke coach Shin Tae-Yong.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI