Lagi dan lagi ini tentang keindahan pantai-pantai yang ada di pulau Timor Barat, khususnya Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Jika sobat mengunjungi sebuah restoran, rumah makan atau pun di rumah sendiri pasti pernah menikmati menu gurita kan?
Baca Juga: Gunung Mutis dan Surganya Tanah Timor, NTT
Makanan enak tersebut bagi sebagian besar penduduk kota Atambua, NTT masih menjadi misteri. Karena sesuai dengan kisah atau cerita rakyat, konon Gurita menjadi monster bagi bangsa-bangsa Eropa, khususnya para saudagar dari negeri Spanyol.
Mengapa gurita ditakutin oleh warga Atambua?
Karena pada saat transaksi hasil rempah-rempah antara penduduk lokal dan Spanyol berupa cendana dan lilin di pulau Timor, lebih tepatnya di salah satu pelabuhan kuno di pantai Kuit Namon, ada seekor Gurita raksasa yang melilit kapan saudagar Spanyol tersebut hingga tenggelam.
Dari peristiwa tersebut, akhirnya rakyat setempat mengganti nama pelabuhan Kuit Namon menjadi pantai Teluk Gurita hingga saat ini. (Sumber; Kisah lisan dengan salah satu penduduk lokal Atambua, NTT).
Pantai Teluk Gurita dan Sejumlah Terobosan
Saat ini pantai Teluk Gurita mengalami perubahan yang sangat signifikan. Bahkan pantai ini biasanya dimanfaatkan oleh penduduk pulau Timor Barat, mulai dari Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) sampai Kabupaten Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) di waktu liburan.
Di kala liburan sekolah tiba atau pun musim panas, kami selaku anak-anak Timor Barat biasanya berkonvoi menuju Pantai Teluk Gurita.
Perjalanan dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) memang membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk sampai di pantai Teluk Gurita.
Namun, durasi waktu perjalanan akan semakin berkurang, jika kami atau pun wisatwan mulai  dari kota Atambua yang hanya bisa memakam waktu 30 menit.
Karena lokasinya kurang lebih 20 kilometer dari arah Barat laut kota Atambua. Hanya bermodalkan Rp.15.000,00 wisatwan sudah bisa sampai di pantai Teluk Gurita untuk mengeskplor keindahan alamnya.
Sayangnya, sarana dan prasarana seperti tempat penginapan di sekitar pantai Teluk Gurita belum memadai. Tapi, wisatwan bisa saja memilih untuk tinggal di kota Atambua. Karena ada banyak keindahan yang bisa dinikmatin juga selama di kota religi Timor.
Wisata Religi Pantai Teluk Gurita
Selain keindahan pantai Teluk Gurita yang tiada duanya di dunia, Pemerintah setempat bekerja sama dengan pihak Gereja (Keuskupan) Atambua untuk menjadikan pantai tersebut sebagai pantai religi.
Karena di atas ketinggian dengan sejuta pemandangannya, ada Patung Bunda Maria dengan kokoh berdiri membelakangi panti Teluk Gurita untuk menyambut dan memberikan berkat bagi para pengunjung.
Selain pengunjung bisa menikmati nuansa rohani, ada juga menu khas kuliner kota Atambua yang tidak boleh dilewatkan seperti Ut Filun (kombinasi jagung dan daun labu), Ikan masak kuah asam, dll.
Jika sobat ingin mencicipi jagung muda, tentu saja di sekitar pantai Teluk Gurita ada penduduk lokal yang menyediakan lapak/tempat untuk membakar jagung.
Aroma khas jagung Timor akan menemani petualangan wisatwan mancanegara dan domestik selama berada di sana. Selain, keramahtamahan penduduk setempat.
Jika wisatwan ingin membeli oleh-oleh, tentu saja ada banyak oleh-oleh khas Atambua seperti kain adat, selendang, gelang, dll yang dengan muda ditemukan oleh pengunjung di pasar-pasar tradisional maupun modern kota Atambua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H