Layar belakang pemain muda Manchester United dan Timnas Inggris, Mason Greenwood mendadak jadi sorotan media internasional. Karena ia diduga telah melakukan kekerasan kepada tambatan hatinya Harriet Robson.
Faktor apa saja yang membuat Greenwood nekat melakukan kekerasan kepada sang kekasih? Begini kisah selengkapnya.
Melalui unggahan sang kekasih di akun story instagramnya @hasrobson, perempuan berambut pirang dan cantik ini hampir tidak dikenal oleh publik. Lantaran mukanya mengucur darah, akibat perbuatan dari predator muda milik Manchester United, Mason Greewood.
Usut punya usut ternyata, penyebab dari kekerasan yang dilakukan oleh Mason adalah soal kepuasan di atas ranjang.
Auuuuuw,,,,,Ya begitulah cinta eros dari Mason kepada kekasihnya.
Karier dalam Bahaya
Konsekuensi dari perbuatan Mason kepada Robson adalah ia mempertaruhkan karier profesionalnya di industri sepak bola Eropa.
Karena ini menyangkut moral seorang pemain bintang kelas dunia. Apalagi saat ini ia masih berusia muda.
Jebolan Akademik Manchester United ini sudah dipastikan akan di cap atau diberi stigma negatif oleh suporter fanatik Setan Merah (Mand. United) dan dunia.
Baca Juga: STY dan Toxic Antar Pemain Timnas
Karena masalah kekerasan ini pun menyangkut feminisme global. Artinya, meskipun di seluruh dunia terus mengkampanyekan gerakan feminisme atau kesetaraan di dalam ruang publik. Namun, pada kenyataannya, laki-laki masih tampil dominan dalam ruang publik.
Superioritas kaum lelaki masih begitu tinggi terhadap perempuan. Perempuan terus dieksploitasi dari setiap bidang kehidupan.
Saat ini, Greedwood berada dalam tekanan yang begitu besar dari publik internasional. Karena ia telah melecehkan martabat perempuan.
Selanjutnya, karier profesionalnya bersama Manchester United dan Timnas Inggris sudah dipastikan akan berakhir di Januari.
Pelajaran Penting dari Greenwood Kepada Pemain Muda Indonesia
Belakangan ini, pemain muda bertalenta bermunculan di negara kita. Mereka hadir dari penjuru tanah air. Karier mereka pun semakin moncer bersama timnas Indonesia di bawah besutan Shin Tae-Yong.
Dengan popularitas mereka, ada potensi untuk bisa melakukan kesalahan yang serupa dengan Green Greewood. Akan tetapi, pemain-pemain muda harus berpegang pada prinsip egaliter (kesamaan), Fraternite (persaudaraan), dan Liberte (Kemerdekaan) sesuai dengan semangat revolusi Prancis.
Semangat ini pun juga diterapkan oleh STY kepada pemainnya. Di mana STY pernah mengatakan bahwa ia bukan hanya mengajarkan pemain untuk bertanding di lapangan dengan berbagai teknik dan strateginya. Namun, ia juga menekankan ketiga aspek di atas (Egaliter, Fraternite, dan Liberte) kepada anak asuhnya, baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan, termasuk dengan tambatan hati mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H