Salah satu keuntungan revolusi industri 4.0 adalah melahirkan banyak perusahaan rintasan atau startup. Generasi muda mampu mengambil kendali dan menginspirasi jutaan UMKM di Indonesia
Pertumbuhan startup tidak sebanding dengan designer muda yang sangat profesional di bidangnya. Namun, ada segelintir anak muda yang jeli dalam memanfaatkan peluang tersebut. Salah satunya adalah Eva Monika.
Siapa itu Eva Monika? Eva Monika adalah designer muda yang sangat profesional. Ia merupakan jebolan dari Fakultas Desan dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana.
Saat ini ia bekerja sebagai desainer Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta. Selain itu, ia juga berperan sebagai agen perubahan di lingkungan sekitarnya, terutama fokus utamanya adalah pelaku UMKM.
Mengapa Eva mendedikasi passionnya bagi UMKM? Karena di era digital ini, banyak UMKM yang membutuhkan branding di media sosial, dengan cara menunjukkan eksistensi atau keberadaan diri mereka melalui logo.
Apa itu logo? Logo adalah representasi/perwakilan/keberadaan dari produk tertentu. Peran logo itu sangat penting bagi pelaku UMKM.
Fungsi logo juga sebagai komunikasi lisan dan tertulis. Lebih jauhnya, logo dapat memudahkan konsumen, kala melihat sebuah produkk yang berada di pasar atau pun lapak online tertentu.
Contohnya; salah satu logo yang di desain oleh Eva adalah universitas Dian Nusantara. Setiap mahasiswa Undira dan masyarakat umum pasti sudah mengenal logo tersebut.
Lebih spesifiknya adalah DISENCOM. Disencom adalah gudang/tempat/lapak dari Eva sendiri. Ia telah membantu UMKM yang membutuhkan jasanya.
Ya, meskipun terkadang ada pelanggan yang mengecewakannya. Tetapi, ia tidak pernah putus asa. Bahkan ia terus mengkampanyekan kepada setiap pelaku UMKM untuk memiliki logo.
Karena dengan memiliki logo, usaha mereka akan mudah dikenal oleh masyarakat luas. Tindakan nyata ini sebagai gerakan UMKM dari ranah milenial yang berusaha untuk membantu program-program pemerintah, terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Selain itu, Eva juga tidak terlalu menuntut harga pasar kepada pelanggannya. Yang terpenting komunikasi dan kejujuran lah yang ia butuhkan untuk tetap menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.
Sejak kapan Eva mulai terjun ke dunia Desain? Sejak ia duduk di bangku SMA. Berawal dari rasa ingin tahu, ia terus belajar otodidak. Tentu saja di awal-awal ia merintis usahanya di DISENCOM, banyak orang yang belum mengenalnya. Akan tetapi, kerja keras, pantang menyerah, komitmen, profesional, dan integritas lah yang memperkenalkan dirinya kepada publik tanah air bahwa inilah sosok milenial yang peduli pada pemulihan ekonomi nasional dengan cara mendedikasikan DISENCOM kepapa pelaku UMKM.
Kapan pelanggan bisa menggunakan jasanya? Tentu saja, kapan pun pelaku UMKM bisa menghubungi Eva melalui media sosialnya.
Baginya, pelanggan adalah raja. Semangat pelayanan ini sebagai bagian dari komunikasi marketing.
Lebih tepatnya komunikasi interpersonal yang lebih intim dalam menggerakkan setiap pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan berkreativitas dalam memasarkan produknya kepada pasar.
Disencom Sebagai Akselerasi Digital
Eva juga berkomitmen untuk membantu akselerasi digital sesuai dengan semangat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Disencom hadir dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas. Inilah era metaverse, di mana setiap orang bisa melakukan karya-karya nyata melalui dunia digital.
Sebagai milenial yang tidak puas dengan ruang yang monoton, ia terus mengembangkan kemampuan softskill dan hardskill untuk mendukung bonus demografi 2030.
Namun, dalam waktu yang terdekat ini, disencom hadir sebagai reformasi bersama dalam mengawal dan siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung kesuksesan Presidensi G20 di Bali 2022.
Sebagaimana slogan dari G20 yakni "Recover Together, Recover Stonger atau pulih bersama dan pulih menjadi lebih kuat.
Untuk itu, tidak ada jalan pintas lagi, selain datang dan menyatukan semangat kerja sama di rumah kreatif DISENCOM bersama perancang profesional Eva Monika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H