Perkembangan revolusi industri 4.0 telah mengubah cara kerja manusia, bahkan ada ketakutakan bagi sebagian besar orang bahwa ke depan, peran manusia akan digantikan dengan teknologi AI (Artificial Intelligence).
Ketakutaan-ketakutan itu juga dirasakan oleh pekerja akuntan. Di mana sistem kerja akuntan yang meliputi; pencatatan transaksi, pemrosesan transaksi, pemilahan transaksi, otomatisasi penyusunan laporan keuangan serta analisa laporan keuangan.
"Kemampuan analisa seorang akuntan dapat memudahkannya dalam mengolah informasi big data sesuai dengan literasi teknologi dengan memahami cara kerja Artificial Intelligence (AI)," ujar Ibu Hj. Dr. Wiwi Idawati, S.E., M.Si., AK., CA., CFA selaku Koordinator  IAI KAPd Forum Dosen DKI Jakarta kepada peserta webinar Universitas Dian Nusantara yang bertema 'Resolusi Tantangan VUCA-BANI pada Profesi Akuntan, Rabu (19/1/2022).
Baca Juga: Gerakan Feminisme Dimulai dari Lingkungan Keluarga
Lebih lanjut, Wiwi mengatakan sebagai akuntan, kamu juga haru berpikir kritis, sistematis serta memiliki kemampuan literasi data yang baik untuk bertahan di dunia kerja.
Sementara, Prof. Dr. H. Moermahadi Soerja Djanegara, SE., M.M., AK., CA., CPA., CSFA., ASEAN CPA (Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor serta Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia mengatakan mahasiswa dan siapa pun bisa bertahan dengan kehadiran revolusi industri 4.0, yang terpenting adalah memiliki komitmen untuk terus memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan di luar bidang yang digelutinya.
Prof Moermahadi juga mengingatkan kepada peserta webinar untuk tidak takut dengan revolusi industri 4.0. Karena kehadiran revolusi industri 4.0 juga membawa peluang- peluang baru yang sebelumnya tidak dipikirkan oleh manusia.
"Untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas di lingkungan kampus, para praktisi pendidikan harus menyusun kurikulum yang sangat relevan dengan perkembangan zaman," ujarnya.
Baca Juga: Siska Artati Menolak IKN Karena Kompasianival
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sejak awal mahasiswa harus dibekali dengan kemampuan literasi dan edukasi yang cukup. Salah satu sarana untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas juga adalah melalui diskusi-diskusi terbuka.Â
Karena dalam diskusi mahasiswa mampu berpikir kritis dan juga saling bertukar pengalaman dengan para praktisi bukan hanya yang bergerak di bidang akuntan, tetapi juga lintas profesi.
"Kolaborasi antara akuntan dan engineer juga harus harmonis, agar apa yang dikerjakan oleh seorang akuntan bisa mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya," kata Prof. Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., AK., CA., CMA., QIA selaku Dosen/Periset/Pegiat UMKM/Ketua SPMI Universitas Kristen Satya Wacana.
Lebih lanjut, Prof Utami juga menekankan kemampuan adaptasi, kerja sama, kemauan untuk mempelajari hal-hal baru serta jeli dalam memanfaatkan setiap peluang di era revolusi industri 4.0 untuk tetap bertahan dalam usaha, bisnis, dan karya pelayanan apa pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H