Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia dan Potensi Pasar Metaverse Berbasis Kebudayaan Terbesar Dunia

16 Januari 2022   12:54 Diperbarui: 16 Januari 2022   16:15 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kita tidak ingin menduplikasi metaverse versi negara lain, metaverse kita harus bisa jadi daya ungkit eksponensial untuk beragam potensi besar yang ada di negeri tercinta ini,” ujar Indrawan Nugroho selaku Pengamat Teknologi dan Inovasi.

Apa itu metaverse? Metaverse merupakan upaya kolaborasi antara interaksi manusia di dunia nyata dan maya tanpa batas atau istilah bahasa zaman now adalah 'unlimited.'

Baca Juga: Landscape Eco Park Tebet dan Kesuksesan Anies


Metaverse dalam versi saya merupakan dunia unlimited. Ya, metaverse dikatakan unlimited karena memiliki potensi besar bagi setiap orang untuk berinteraksi, belajar, berkarya, dan bekerja.

Metaverse juga bukan hanya ditujukan dalam dunia 'gaming' atau pertukaran NFT. NFT merupakan singkatan dari Non-Fungible Token.

Istilah ini semakin familiar di telinga warganet, lantaran Ghozali Everyday yang berhasil menjual swafotonya yang dikumpulkan dari tahun 2017 -2022 dengan meraup milirian.

Tak ketinggalan pula kita di lingkungan Kompasiana juga ditawarkan oleh admin untuk mengupas segudang pengamatan, spekulasi, dan pengalaman selama bersentuhan dengan NFT.

Kemungkinan besar sebagian dari kita sudah berhasil menjual hasil karyanya tetapi belum seberuntung Ghozali. Tidak masalah! Karena semua punya track atau jalurnya tersendiri.

Indonesia Memiliki Potensi Pengembangan Metaverse Dunia

Salah satu bukti nyata desain metaverse Ibukota Negara baru dari seniman anak negeri. @Nyoman_Nuarta
Salah satu bukti nyata desain metaverse Ibukota Negara baru dari seniman anak negeri. @Nyoman_Nuarta

Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Sesuai dengan ADMINDUK (Administrasi Kependudukan) dari DUKCAPIL, tahun 2021 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272.229.372 jiwa, di mana 137.521.557 jiwa adalah laki-laki dan 134.707.815 jiwa adalah perempuan.

Kekayaan Sumber Daya Manusia (SDM) juga diimbangi dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah dari Sabang sampai Merauke.

Baca Juga: Jokowi: Mandalika Bukan Hanya Sekadar Ajang Balap Motor, Tapi.......


Akan tetapi, ada masalah klasik yang menjadi kecenderungan kita selama ini yakni tidak adanya persatuan dan kerja sama lintas profesi.

Menkominfo Imbau Rakyat Indonesia untuk Tingkatkan Solidaritas Melalui Akselerasi Digital

Penulis saat meliput di dalam lingkungan Kemenkominfo. Dokumen pribadi
Penulis saat meliput di dalam lingkungan Kemenkominfo. Dokumen pribadi

Beberapa hari yang lalu, ketika saya meliput kegiatan di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, khususnya dalam acara Perayaan Natal Bersama Kominfo.

Dalam sambutan, Menteri Johnny G. Plate menekankan pentingnya solidaritas sebagai upaya akselerasi digital, khususnya pengembangan Metaverse.

Akselerasi digital ini ditautkan atau dikonekkan dengan tema Presidensi G20 2022 di Bali "Recover Together, Recover Stronger" atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia merupakan "Pulih Bersama, Bangkit Perkasa."

Apa yang dipulihkan dan diperkasakan? Tentu saja saat ini kita belum melepaskan diri dari cengkeraman Pandemi global.

Pandemi telah melahirkan berbagai kekacauan dalam negeri kita. Perekonomian kita hancur. Tetapi, perlahan-lahan mulai bangkit berkat kinerja dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan sejumlah kebijakan dan memperkuat konektivitas bersama pemangku kepentingan, baik di dalam lingkungan internal maupun ekternal.

Lalu, perihal perkasa ini bukan dianalogikan sebagai lelaki perkasa yang menyandang status sebagai sixpacker sejati. Melainkan, dalam kerja sama dan solidaritas, kita semua yakin dan percaya bahwa pangsa pasar metaverse di negeri ini akan menjadi yang terdepan.

Metaverse dan Kearifan Lokal Pancasila

Edukasi.kompas.com
Edukasi.kompas.com

Bangsa Indonesia sejak berdiri di atas kaki sendiri (Merdeka) sudah memiliki payung hukum yakni Pancasila dan UUD 1945.

Berkat payung hukum ini, kita menjalani kehidupan sesuai dengan etika dan moral yang berlaku di mana pun.

Terutama dalam konteks metaverse memungkinkan Seniman kita untuk bebas bereksplorasi sesuai dengan passionnya.

Ribuan kekayaan kearifan lokan nusantara akan menjadi aset yang berharga dalam pasar metaverse dunia. Yang terpenting, kita kembali lagi dengan pesan Menkominfi Johnny bahwa untuk mencapai akselerasi digital hanya ada satu cara yakni solidaritas dan sinergitas lintas profesi dalam berkarya demi kemajuan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun