Beberapa hari yang lalu, ketika saya meliput kegiatan di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, khususnya dalam acara Perayaan Natal Bersama Kominfo.
Dalam sambutan, Menteri Johnny G. Plate menekankan pentingnya solidaritas sebagai upaya akselerasi digital, khususnya pengembangan Metaverse.
Akselerasi digital ini ditautkan atau dikonekkan dengan tema Presidensi G20 2022 di Bali "Recover Together, Recover Stronger" atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia merupakan "Pulih Bersama, Bangkit Perkasa."
Apa yang dipulihkan dan diperkasakan? Tentu saja saat ini kita belum melepaskan diri dari cengkeraman Pandemi global.
Pandemi telah melahirkan berbagai kekacauan dalam negeri kita. Perekonomian kita hancur. Tetapi, perlahan-lahan mulai bangkit berkat kinerja dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan sejumlah kebijakan dan memperkuat konektivitas bersama pemangku kepentingan, baik di dalam lingkungan internal maupun ekternal.
Lalu, perihal perkasa ini bukan dianalogikan sebagai lelaki perkasa yang menyandang status sebagai sixpacker sejati. Melainkan, dalam kerja sama dan solidaritas, kita semua yakin dan percaya bahwa pangsa pasar metaverse di negeri ini akan menjadi yang terdepan.
Metaverse dan Kearifan Lokal Pancasila
Bangsa Indonesia sejak berdiri di atas kaki sendiri (Merdeka) sudah memiliki payung hukum yakni Pancasila dan UUD 1945.
Berkat payung hukum ini, kita menjalani kehidupan sesuai dengan etika dan moral yang berlaku di mana pun.
Terutama dalam konteks metaverse memungkinkan Seniman kita untuk bebas bereksplorasi sesuai dengan passionnya.
Ribuan kekayaan kearifan lokan nusantara akan menjadi aset yang berharga dalam pasar metaverse dunia. Yang terpenting, kita kembali lagi dengan pesan Menkominfi Johnny bahwa untuk mencapai akselerasi digital hanya ada satu cara yakni solidaritas dan sinergitas lintas profesi dalam berkarya demi kemajuan Indonesia.