“Kita tidak ingin menduplikasi metaverse versi negara lain, metaverse kita harus bisa jadi daya ungkit eksponensial untuk beragam potensi besar yang ada di negeri tercinta ini,” ujar Indrawan Nugroho selaku Pengamat Teknologi dan Inovasi.
Apa itu metaverse? Metaverse merupakan upaya kolaborasi antara interaksi manusia di dunia nyata dan maya tanpa batas atau istilah bahasa zaman now adalah 'unlimited.'
Baca Juga: Landscape Eco Park Tebet dan Kesuksesan Anies
Metaverse dalam versi saya merupakan dunia unlimited. Ya, metaverse dikatakan unlimited karena memiliki potensi besar bagi setiap orang untuk berinteraksi, belajar, berkarya, dan bekerja.
Metaverse juga bukan hanya ditujukan dalam dunia 'gaming' atau pertukaran NFT. NFT merupakan singkatan dari Non-Fungible Token.
Istilah ini semakin familiar di telinga warganet, lantaran Ghozali Everyday yang berhasil menjual swafotonya yang dikumpulkan dari tahun 2017 -2022 dengan meraup milirian.
Tak ketinggalan pula kita di lingkungan Kompasiana juga ditawarkan oleh admin untuk mengupas segudang pengamatan, spekulasi, dan pengalaman selama bersentuhan dengan NFT.
Kemungkinan besar sebagian dari kita sudah berhasil menjual hasil karyanya tetapi belum seberuntung Ghozali. Tidak masalah! Karena semua punya track atau jalurnya tersendiri.
Indonesia Memiliki Potensi Pengembangan Metaverse Dunia
Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Sesuai dengan ADMINDUK (Administrasi Kependudukan) dari DUKCAPIL, tahun 2021 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272.229.372 jiwa, di mana 137.521.557 jiwa adalah laki-laki dan 134.707.815 jiwa adalah perempuan.
Kekayaan Sumber Daya Manusia (SDM) juga diimbangi dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah dari Sabang sampai Merauke.
Baca Juga: Jokowi: Mandalika Bukan Hanya Sekadar Ajang Balap Motor, Tapi.......
Akan tetapi, ada masalah klasik yang menjadi kecenderungan kita selama ini yakni tidak adanya persatuan dan kerja sama lintas profesi.