Melihat pasukan ketiga rivalitas timnas Indonesia yang masih sangat muda di AFF U-23 2022, kepercayaan publik terhadap pasukan Garuda semakin menurun, jika kedua pemimpin tidak menyatukan super ego.
Maksud STY sangat baik yakni ia tidak ingin mengganggu performa dan konsentrasi dari anak asuhnya yang kini bermain di luar negeri. Karena pada gelaran Piala AFF 2020 yang lalu, ia sudah meminta PSSI untuk mendatangkan Egy Maulana Vikri, Witan, Asnawi, Elkan Baggott, dll.
Sementara, PSSI tidak mengubris permintaan STY. Perang dingin ini akan berlanjut, jika keduanya tidak bersinergi untuk membentuk organisasi yang semakin matang ke depan.
Mustahil apa yang sudah dibangun oleh STY akan menjadi sia-sia. Padahal sebagai rakyat Indonesia, kita memiliki harapan besar kepada kepelatihan STY.
Namun apa lah daya, jika PSSI tidak mendengarkan masukan dari STY. Sebaliknya juga STY. Hubungan timbal balik ini akan memberikan malapetaka bagi perjalanan timnas ke depan.
Untuk itu, tidak ada cara lain, selain PSSI memberikan kepercayaan penuh kepada STY untuk mengatur strategi sesuai dengan segudang pengalaman yang ia miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H