Shin tae-Yong hadir pada saat yang tepat untuk mengangkat sepak bola Indonesia yang lebih baik. Ia meminta kepada PSSI dan PT LIB untuk benahi liga domestik demi kualitas timnas Indonesia.
Seperti yang kita ketahui bersama, di partai final AFF 2020 yang lalu, timnas kita kalah telak dengan Thailand. Tentu saja kekalahan itu ada sebabnya yakni kelemahan liga domestik.
BACA JUGA:Â STY Yakin 10 Tahun Lagi Sepak Bola Indonesia Menjadi Yang Terbaik
Berbicara mengenai liga domestik, kita masih kalah jauh dari Liga Thailand. Bahkan Dalam situs resmi AFC, Liga Thailand menempati peringkat 9 di Asia, diikuti Liga Vietnam yang menduduki peringkat 14. Sedangkan Indonesia menduduki peringkat 26 Asia masih kalah dengan Liga Malaysia dan Singapura.
"Timnas Indonesia kalah atas Thailand karena kualitas kompetisi liga mereka lebih berkualitas," ujar STY kepada Media Korea Selatan, Yonhap News.
BACA JUGA: Shin Tae-Yong dan Sepak Bola Modern
Wajar saja, jika  industri sepak bola kita masih belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh STY.
STY sudah jatuh cinta dengan Indonesia. Bukan hanya tentang sepak bolanya. Tetapi juga dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang tidak ada duanya di dunia.
PR bagi  (PSSI dan PT LIB) Beserta Stakeholdernya
Kita tidak dapat mengelak lagi dari masalah yang di atas. Hal yang terpenting adalah PSSI dan PT LIB beserta stakeholdernya mulai membenahi regulasi dan meningkatkan iklim permainan yang lebih baik dari sebelumnya.
Jika liga domestik selama ini kurang memuaskan dalam hal manajemen, regulasi, dan saksi tegas bagi pelanggaran yang dilakukan oleh pemain selama pertandingan berjalan, kini saat yang tepat untuk duduk bersama  stakeholder PSSI untuk meningkatkan kepemimpinan wasit, mulai mengadopsi teknologi VAR, meningkatkan kesadaran pemain untuk bermain secara sportif dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan di area terlarang daerah pertahanan sendiri, seperti yang sering dilakukan timnas Garuda di AFF 2020.
BACA JUGA:Â STY Melirik Kejuaraan AFF U-23 2022
Beberapa kali kesalahan tersebut harus dibayar mahal dengan kemenangan lawan. Kebiasaan-kebiasaan menjatuhkan lawan dengan sengaja di area terlarang memang sudah menjadi habit bagi semua pemain di liga domestik.
Untuk itu, masalah ini bukan hanya tanggung jawab PSSI dan PT LIB tetapi kesadaran dari pemain sendiri.
Kita harus bersyukur memiliki pelatih anyar sekaliber STY. Ia datang bukan hanya sekadar bekerja sesuai dengan nilai kontraknya. Tetapi lebih daripada itu, ia datang untuk mereformasi sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik. Tujuannya sepak bola Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara tetangga yang sudah memiliki sejarah sepak bola modernya seperti Thailand.
Terakhir, perubahan itu bukan datang dari luar. Tetapi perubahan itu dimulai dari dalam diri, terutama liga domestik.
Salam olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H