Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Notifikasi sebagai Alarm bagi Blogger

22 November 2021   23:26 Diperbarui: 22 November 2021   23:42 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin bertambahnya usia kita,  tugas dan tanggung jawab pun semakin meningkat. Terkadang kita merindukan untuk kembali ke masa kanak-kanak yang merupakan kemerdekaan hakiki.

Akan tetapi, kehidupan terus berjalan. Kita pun tidak bisa menolak spiral waktu. Justru waktu selalu memberikan kita pelajaran setiap saat. Namun, terkadang waktu juga ikut mempermainkan kita.

Di mana ketika kita selesai kerja, beribu kebahagiaan terus menemani kita sepanjang jalan. Tiba-tiba ada notifikasi dari bos, rekan kerja, mahasiswa, lingkungan organisasi, dll. Dalam hati, sebenarnya kita merasa jengkel dan ada keinginan untuk tidak melihat pesan tersebut.

Namun, kita juga masuk dalam situasi dilema. Artinya; ketika kita membiarkan pesan itu tertimbun dengan pesan lainnya, mereka mengira kita sombong, keras kepala karena tidak membalas pesan mereka. Akibatnya, ada beberapa dari mereka seketika merasa marah sekaligus memutuskan kontak dengan kita.

Ya, kita pun tidak mempunyai pilihan lain, selain membalas pesan mereka dengan konsekuensi 'TERPAKSA."

Lantas, bagaimana notifikasi itu diterima oleh seorang Blogger? Sebagai blogger saya pun pasti melihat notifikasi tersebut. Ya, ini berdasarkan penilain subjektif saya ya. Mungkin rekan-rekan punya cara pandang yang berbeda. Tidak masalah! Karena perbedaan itu indah.

Alasan mendasar saya menerima notifikasi tersebut karena saya tidak mau kehilangan kontributor. Ya, maklum sebagai blogger pemula, selain menulis di Kompasiana, saya juga ikut mengembangkan blog saya WWW.TAFENPAH.COM.

Dalam tahap pengembangan ini saya tidak mempermasalahkan notifikasi. Karena kontributor bagi saya adalah seorang raja. Untuk itu, saya melihat notifikasi sebagai alarm yang terus membangunkanku untuk terus mengembangkan passion demi masa depanku.

Tentunya hal ini juga berlaku dalam dunia pekerjaanku sebagai seorang praktisi Public Relations. Sebagai Humas, saya harus tetap menjaga hubungan baik dengan mitra-mitra di mana saya bekerja. Entah mitra dari dalam perusahaan ataupun institusi yang saya tangani maupun yang berasal dari luarnya.

Solusi 

Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Demikian juga dalam hubungan dengan orang lain. Untuk itu, cara yang perlu kita perhatikan dalam memanajemen notifikasi di layar ponsel kita adalah sebagai berikut:

Kita boleh menuliskan caption ataupun kalimat peringatan di story WA kita. Misalnya; Tidak melayani apa pun di luar jam kerja! Menikmati waktu kesendirian, dll tergantung kreativitas dari kita.  Ya, ini terkesan lebay. Tapi, demi menikmati  momen quality time bersama diri sendiri dan keluarga.

Cara kedua; matikan hp setelah bekerja. Solusi ini sangat berat dengan godaan. Tapi, bagaimana pun kita harus membiasakan diri untuk tegas pada diri sendiri juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun