Beberapa kebiasaaan lama di dunia kerja sudah pasti berubah sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Masalah terbesar yang dihadapai oleh sebagian besar pemimpin perusahaan adalah bagaimana membangun konsep digitalisasi dan mengubah mindset karyawannya yang sudah lama terbiasa bekerja dari rumah (WFH).
Masalah ini akan semakin kompleks seiring tuntutan industri pasar yang memungkinkan setiap orang mendapatkan barang dengan mudah dan praktis. Untuk itu, beberapa cara di bawah ini perlu diperhatikan sebelum membangun konsep dan membawa pulang karyawan ke kantor.
Riset
Setelah sekian lama karyawan bekerja dari rumah, tentunya mereka sudah familiar dengan gaya dan ritme yang ada di dalam lingkungannya.
Kebiasaan ini membawa kenyamanan bagi mereka, terutama bagi orang tua yang sebelum Pandemi jarang membangun komunikasi yang intim dengan keluarganya karena masalah pekerjaan.
Masalah pekerjaan bisa datang dari mana saja. Tergantung stimulus yang melatarbelakanginya. Terutama slogan untuk kembali bekerja di kantor.
Hal pertama yang mereka alami dan rasakan adalah kaget dan sebagian mungkin saja tidak menerima kenyataan ini. Untuk itu, pihak perusahaan harus melakukan riset.
Model riset yang seperti apa? Tentunya riset di sini pihak perusahaan melalui divisi Public Relations (Hubungan Masyarakat) meningkatkan kesadaran karyawan dalam hal ini mitra internalnya untuk kembali ke kantor dengan cara menyebarkan angket terkait kinerja kerja selama berada di rumah dan kantor.
Setelah mengumpulkan riset tersebut, public relations menyampaikan kepada pimpinan perusahaan untuk menindaklanjutinya. Jika tingkat kepuasan karyawan lebih nyaman di rumah ketimbang di kantor, perusahaan harus mengambil langkah tegas yakni menerapkan model kerja hibrida.
Mengapa model kerja hibrida yang menjadi solusinya? Karena tingkat kreativitas karyawan akan semakin berkembang dan memberikan income yang tinggi kepada perusahaan, jika dibandingkan mereka harus bekerja di kantor.
Komunikasi Interpersonal
Setelah menerapkan model kerja hibrida, pimpinan maupun public relations (PR/Hubungan Masyarakat/Humas) meningkatkan komunikasi antar pribadi.
Apakah komunikasi interpersonal itu memiliki pengaruh bagi kinerja karyawan? Iya. Karena komunikasi antar individu itu memiliki ikatan emosional yang melebihi apa pun.
Ketika komunikasi ini menemukan jalan takdirnya antara pimpinan perusahaan dan karyawannya, niscaya omset perusahaan akan terus mengalir. Karena dibaliknya ada kerja sama yang saling menguntungkan antara pimpinan dan karyawan.
Karyawan bukan hanya butuh materi saja. Memang itu sangat penting. Tapi, akan semakin sempurna jika keberadaaan mereka itu dihargai dan diperlakukan sama dalam kondisi apa pun.
Inilah magnetik dari komunikasi antar pribadi dalam lingkungan perusahaan.
Solusi
Terakhir, setiap perubahan zaman selalu membawa kekacauan dalam dunia pekerjaan maupun relasi dengan siapa pun. Bukan berarti kita menolak perubahan itu. Tapi, kita pun dituntut untuk tetap mengedepankan kebebasan dalam melakukan sesuatu. Kebebasan hanya tercipta dalam lingkungan kerja, jika adanya komunikasi antar pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H