Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Sosial Sangat Rawan Terhadap Cyber-Bullying

5 September 2021   23:27 Diperbarui: 5 September 2021   23:50 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sintia yang sedang sedih karena kehilangan harapan hidup, gegara cyber bullying. Safety-LoveToNow

Dan kejadian itu membuatnya sedih. Hasrat extrovertnya mulai hilang dari senyumannya. Ia sedang dirundung oleh kesedihan dan ketakutan yang amat mendalam.

Bagaimana solusi yang tepat untuk menangani permasalah Sintia?

Sebagai sahabat, tentunya saya ingin memberikan bantuan berupa 'problem solving.' Tapi, saya pun merasa tak pantas. Karena saya pun memiliki masalah. Akan tetapi, tidak salah, jika saya mencoba untuk menawarkan solusi demikian.

Gunakan Autentikasi Dua Faktor

Tentu sebagai pengguna facebook, kita semua sudah sangat kenal dengan verifikasi dua faktor ini.

Caranya mudah sih. Saya dan Sintia mulai berselancar di akun media sosialnya untuk mengaktifkan penguncian akunnya yang semula jadi publilk  menjadi verifikasi dua faktor.

Begini caranya; buka akun facebook. Pergi ke pengaturan, lalu klik kata sandi dan keamanan, cari autentifikasi dua faktor. 

Klik dan masukan kata sandi facebook milik Sintia -- lanjutkan hingga akhir. Maka, otomatis akun Sintia sudah aman dari apa pun. Tentu Sintia pun harus mawas diri.

Begitu pun dengan akun Instagram miliknya kami mengubahnya menjadi privat. Tujuannya adalah meminimalisir tindakan pelecahan atau bullying di dunia maya.

Selain itu, saya anjurkan kepada Sintia untuk tidak merespon. Karena semakin ia meladeni akun anonim tersebut, justru ia akan terus merasa tersiksa dengan psiko emosionalnya. Cukup saja, ia menyimpan bukti pesan itu dan laporkan kepada orangtuanya. Dan ketika permasalahan itu semakin besar dan sulit untuk diatas, jalan terakhir adalah melaporkannya kepada pihak berwajib sebagai tindakan kriminal atau pelecehan seksual.

Sobatku, demikian cuplikan singkat dari media sosial sangat rawan terhadap cyberbullying. Terutama masalah yang dialami oleh Sintia.

Kita pun harus semakin mawas diri untuk menjaga akun media sosial kita. Karena kita selalu hidup berdamping dengan mereka yang selalu tidak suka, iri dan benci dengan kehidupan kita. Entah mereka adalah rekan kerja kita, sanak saudara, mantan pacar, maupun siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun