Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Gaya Hidup "Child Free" Menjadi Primadona Masyarakat Perkotaan

31 Agustus 2021   09:15 Diperbarui: 31 Agustus 2021   10:42 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup "child free. Suara.com

Sobatku, indikator atau patokan seseorang yang memutuskan untuk tidak memiliki anak "Child Free" itu sangat beragam. Akan tetapi, ada beberapa alasan yang mendasari keputusan seseorang yakni; tuntutan pekerjaan, gaya hidup individualis, faktor keturunan dan penyebab lainnya.

  • Tuntutan Pekerjaan

Tuntutan pekerjaan.Relasio.com
Tuntutan pekerjaan.Relasio.com

Tika adalah rekan kerja saya. Selain sebagai karyawan, ia juga mendapatkan kepercayaan dari pimpinan perusahaan untuk "meng-upgrade" pendidikannya.

Alasan pimpinan perusahaan mendorongnya untuk studi lanjut adalah Tika memiliki potensi untuk meng-handel perusahaan lima tahun mendatang. Maklum saja, pemiliki perusahaan saat ini merupakan anak tunggal dari salah satu pengusaha sukses.

Selain itu, Tika juga sudah dianggap oleh keluarga pimpinan perusahaan sebagai anak angkat mereka. Jadi, Tika mendapatkan prioritas yang lebih untuk menjadi pemimpin utama lima hingga enam tahun ke depan.

Tentu sebagai bahan pertimbangan, Tika pernah mendatangi beberapa pakar psikolog untuk mengkonsultasikan permasalahannya. Bahkan ia pernah mengirimkan ceritanya ini dalam bentuk artikel singkat di salah satu majalah rohani yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur.

Harapannya, salah satu pemuka agama bisa memberikan solusi yang terbaik bagi Tika. Maka, selang beberapa Minggu kemudian, tim redaksi dari majalah tersebut membalas keluhan Tika dengan pesan singkat di bawah ini.

"Hai Sahabat keluarga K**N*, kami sangat bersyukur dan merasa terhormat saudari Tika sudah berkenan berbagi pengalaman di rubrik majalah kami. Selain berbagi, tentunya Tika mengharapkan "feed back" atau umpan balik dari salah satu pemuka agama kami yang memang memiliki perhatian lebih di masalah tersebut.

Untuk itu, sebagai manusia, terkadang kita dihadapkan pada banyaknya pilihan hidup. Pilihan itu tidak akan membuat kita menjadi dilema. Apalagi lari dari tangung jawab ya.

Terkait dengan masalah Tika, kami dari redaksi sangat memahami keadaaan batin Tika. Akan tetapi, bagaimana pun juga Tika adalah salah satu kandidat yang tepat di mata pimpinan perusahaan untuk meneruskan tonggak estafetnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun