Selama di Tokyo, ia merasakan atmosfer alam yang berbeda dari Australia. Dan Gronya sungguh menikmatinya. Ia memandang Tokyo sebagai desa yang indah untuk ditempatin.
Relevansi Kisah Gronya Untuk Kita
Kita pernah atau sedang menuju fase terberat dalam kehidupan kita. Entah kegagalan dalam hubungan dengan siapa pun, gagal ujian masuk Kampus, gagal berkencan dengan si doi dan apa pun yang membuat produksi adrenalin kita meningkat dalam koridor negatif.
Akibatnya kita merasa tak berharga, tak diakui, tak sekeren dia, tak sebahagia dia dan tak berarti yang berujung pada penyiksaan terhadap fisik dan mental sendiri.
Gronya Somerville telah membawa kita menuju tahap "self improvement" atau pengembangan diri dalam menghadapi setiap kegagalan.
Apa pun yang kita hadapi itu sudah berlalu. Jika kita tetap memelihara rasa kecewa, marah, dan benci, justru itulah lingkaran negatif yang akan merugikan masa depan kita.
"Enjoy" saja lah sobatku. Saya pun banyak masalah. Tapi saya punya cara untuk berbagi yakni dengan prinsip " Scribo Ergo Sum (Aku menulis karena aku ada).
Selamat berakhir pekan dengan orang-orang tercinta. Teruntukmu rekan Kompasianer di mana pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H