Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Peran Ikatan Mahasiswa Bikomi di Tengah Masyarakat?

20 Juli 2021   16:09 Diperbarui: 20 Juli 2021   16:21 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemampuan manajemen emosi, merangkul perbedaan, melepaskan ego adalah 3 hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin organisasi.

Di tengah situasi PPKM Jawa dan Bali, saya mencoba untuk menghubungi ketua dari organisasi Ikatan Mahasiswa Bikomi yakni Paskalis Abi. Terciptalah obrolan yang sangat memperkaya wawasan antara saya dan Paskalis Abi.

Bulan Mei lalu, Ikatan Mahasiswa Bikomi resmi diperkenalkan kepada publik kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

Cikal bakal berdirinya Ikatan Mahasiswa Bikomi (IMB) dilandasikan oleh 3 hal penting yakni;

  • Mempererat hubungan antar mahasiswa Bikomi
  • Menambah kader Bikomi
  • Melihat masalah sosial kemasyarakatan yang ada di kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), khususnya di Pah Bikomi.

Masalah sosial yang disorotin oleh Ikatan Mahasiswa Bikomi yang seperti apa?

Ketika kita berbicara tentang Bikomi yang mencakup 5 kecamatan yakni

  • Kecamatan Bikomi Utara
  • Kecamatan Bikomi Tengah
  • Kecamatan Bikomi Nilulat
  • Kecamatan Bikomi Selatan
  • Kecamatan Kota

Dari kelima kecamatan ini, tentunya setiap kecamatan pasti memiliki perbedaan dalam pembangunan. Entah pembangunan yang bersumber dari dana desa, Pemda TTU hingga pusat.

Sesuai dengan keterangan dari Paskalis Abi via pesan WhatsApp, mereka masih kesulitan untuk menyoroti pembangunan desa yang belum tampak jelas hasilnya. Hal ini disebabkan oleh data yang dimiliki oleh Ikatan Mahasiswa Bikomi belum terlalu valid.

Akan tetapi, ke depan setelah mereka mendapatkan data yang valid dari setiap kecamatan, mereka akan berusaha untuk memberikan literasi bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam melihat setiap pembangunan yang bersumber dari dana desa dll.

Tujuannya adalalah transparasi anggaran, kesejahteraan rakyat dan kepuasan bersama dalam hal pembangunan.

Apakah dengan berorganisasi, pengetahuan anggota IMB akan bertambah? Karena tanpa oraganisasi pun, pengetahuan mahasiswa bisa berkembang, jika ada niat. Apa tanggakan kamu sebagai ketua IMB?


"Organisasi mengajarkan kita mengenai apa yang kita tidak pernah dapatkan di kampus.Terkait dengan kepemimpinan tingkat dasar, bagaimana membina mentalitas memimpin sidang/rapat yang baik. Karena di organisasi mengajarkan kita hal-hal teknis. Menambah pengalaman atau jam terbang bagi anggota IMB serta memperluas jaringan pertemanan antar mahasiswa dengan tokoh agama, pemerintah, musisi, pegiat literasi dan berbagai profesi yang ada dalam kehidupan bersama." Terang Paskalis Abi.

Apa yang kamu lihat dan rasakan dari relasi mahasiswa Bikomi sebelum terbentuknya organisasi IMB?


Yang jelas, sebelum organisasi IMB berdiri, relasi antar mahasiswa Bikomi kurang nyaman. Karena dari ke-lima kecamatan yang ada di Bikomi, setiap mahasiswa punya karakter yang berbeda pula.

Perbedaan karakter juga sering menimbulkan kontak fisik dan berbagai ketegangan antar mahasiswa Bikomi.

Kehadiran organisasi IMB diharapkan untuk lebih mempererat jalinan persaudaraan antar sesama mahasiswa yang datang dari berbagai desa, wilayah, latar belakang keluarga dan cara pandang yang berbeda pula.

Siapakah aktor di balik berdirinya Ikatan Mahasiswa Bikomi?


Sejatinya konsep berdirinya Ikatan Mahasiswa Bikomi ini adalah kami mahasiswa sendiri. Setelah melalui berbagai pergulatan dan silang pendapat, organisasi ini pun menemukan takdirnya.

Lalu, apa tanggapan dari masyarakat pasca berdirinya Ikatan Mahasiswa Bikomi?


Reaksi pertama yang muncul dari masyarakat adalah mereka "welcoming" dengan organisasi ini. Selain itu, publik figur yang berasal dari Bikomi pun memberikan semangat bagi kami untuk terus memperkaya diri dengan pengetahuan softskill dan hardskill dalam berorganisasi. Karena kemampuan softskill dan hardskill yang akan dipakai dalam dunia pekerjaan

Terkkait dengan jadwal pertemuan anggota IMB di tengah Pandemi, adakah terobosan baru dari kamu?


Terkait waktu pertemuan juga ini belum jelas. Karena kami sementara mencari rumah kosong untuk dikontrak.

Jika seandainya kami sudah menemukan rumah kosong yang mau dikontrakan kepada kami, tentunya pertemuan sesama anggota IMB akan berjalan dengan normal.

Jika pertemuan tatap muka (konvensional) berlangsung, kami pasti mematuhi prokes yang ada. Dan kami akan mencoba untuk mengadakan pertemuan via Zoom.

Bagaimana perasaan kamu saat ini dengan tugas yang diemban?

Paskalis Abi ketua Ikatan Mahasiswa Bikomi. Foto oleh Paskalis
Paskalis Abi ketua Ikatan Mahasiswa Bikomi. Foto oleh Paskalis

Awalnya saya merasa menjadi seorang pemimpin itu gampang. Namun, ketika saya sudah mendapatkan apa yang saya inginkan, di situlah ada pergulatan dalam diri saya.

Tugas saya saat ini memang sangat berat. Namun, karena saya sudah dipercayakan untuk menakhodai Ikatan Mahasiswa Bikomi, saya pun tidak memiliki alasan untuk lari dari tanggung jawab.

Senada dengan ungkapan saya di awal tulisan bahwa "Kemampuan manajemen emosi, merangkul perbedaan, melepaskan ego adalah 3 hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin organisasi.

Harapan saya semoga apa yang sudah kami letakkan di dasar negeri karang ini bisa berkembang dan anggotanya pun makin bertambah seiring dengan mesin kordoba waktu.

Demikian obrolan saya dan ketua Ikatan Mahasiswa Bikomi via WhatsApp. Pesan terakhir dari saya, setiap pilihan ada konsekuensi yang harus kita jalani. Itulah arti pelayanan sebagai seorang pemimpin masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun