Saat itu, Mancini berada di kota Roma untuk mengasuh Leonardo Bonucci dkk. Bayang-bayang akan kehilangan anak asuhnya dari renggutan Pandemi selalu mengejar Mancini. Akan tetapi, Mancini selalu berusaha untuk mensugesti dirinya dalam kondisi apa pun bahwasannya segalanya akan baik-baik saja.
Nah, dalam konteks bangsa kita, tentu kita pun harus membatasi diri dengan berita-berita yang selalu berorientasi dalam penumpukan rasa cemas. Dengan spirit kebijaksanaan (Sophia), kita harus meningkatkan imun tubuh dengan jalan sugesti dan kalimat-kalimat afirmatif yang positif.
Mancini Tahu Apa Yang Terbaik Untuk Keselamatan Dirinya
Yang berhak mengetahui kapan kita harus merestart tubuh kita adalah diri kita sendiri. Orang lain hanya sebatas pemberi tips. Kitalah pengendali monitor laptop hidup kita.
Kita sudah lama hidup bersama Pandemi. Kita pun selalu berusaha untuk mengingkarinya. Akan tetapi, setiap kali kita berusaha untuk melepaskan genggaman dari Pandemi, rasa sakitlah yang kita terima. Akibatnya, kondisi psikologis kita semakin melemah.
Sebagai penderita yang masih isolasi mandiri, tentu saya tahu dan paham bagaimana kondisi psikologis seseorang yang  mengalami penyakit tersebut. Tak mudah kita memberikan kekuatan bagi sesama. Wong, saya pun masih berjuang untuk pemulihan yang terkadang membenamkan impian saya dalam meraih banyak hal yang tertunda. Akan tetapi, saya pun harus mengerem diri.
Cara itulah yang saya lakukan untuk meminimalisir kecemasan berlebihan ddalam diriku.
Sobatku, memang kehidupan sekarang tidaklah mudah! Akan tetapi, seenggaknya kita pun harus berusaha untuk berdamai dengan Pandemi. Karena cara itulah yang tepat bagi kita untuk sedikit merasakan kemerdekaan batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H