Euforia Cristiano Ronaldo dkk masih terasa kental, ketika timnas Portugal tampil sebagai jawara Euro 2016 saat mengalahkan timnas Prancis di Stade de France, Saint-Denis, Prancis.
Timnas Portugal berhasil menaklukkan anak asuh Didier Deschamps yang menyandang status sebagai kampium Piala Dunia 2018. Luka lama yang terkubur akan menjadi misi balas dendam timnas Prancis. Apalagi timnas Prancis tergabung di Grup F bersama Jerman, Portugal dan Hungaria.
Apa yang pernah dirasakan oleh timnas Prancis di kandang mereka saat dipecundangi oleh Eder di waktu tambahan menjadi pemantik Karim benzema dkk untuk membalaskan rasa sakit hati itu kepada Cristiano Ronaldo dkk.
Akan tetapi, rasanya sulit juga. Sebab timnas Portugal juga pasti sudah punya strategi dan ambisi untuk meredam  misi balas dendam anak asuh Dider Deschamps.
Grup Neraka
Grup F yang dihuni oleh Jerman, Portugal, Prancis dan Hungaria digadang-gadang sebagai grup yang paling seru untuk ditonton. Sebab selain dejavu (misi balas dendam Prancis kepada Portugal), juga menghadirkan Jerman dan kuda hitam Hungaria yang bisa menjadi batu sandungan bagi Prancis.
Peta pergerakan dari tim-tim besar ini sulit untuk diprediksi dengan akurat. Bisa jadi Hungaria yang tidak diunggulkan keluar sebagai juara grup. Kan segala sesuatu itu mungkin saja bisa terjadi.
Media dan maniak bola selalu menyoroti ketiga tim besar yakni; Jerman, Portugal dan Prancis di grup F Euro 2020. Sementara, Hungaria tak pernah disorot oleh media dan maniak bola.
Kelebihan Hungaria
Sebagai tim kuda hitam yang tidak kurang disorot oleh media dan maniak bola, tentu mereka akan tampil lepas. Ketimbang ketiga tim besar yang selalu ditempatkan di atas catur judi internasional ini.
Potensi timnas Hungaria untuk memberikan kejutan di Grup F Euro 2020 patut diantisipasi oleh pelatih dari ketiga tim besar itu.
Apa yang pernah diraih oleh timnas Jerman, Portugal dan Prancis di masa lalu, belum tentu terjadi di perhelatan Euro 2020 ini. Karena roda kehidupan terus bergerak. Pergerakan roda kehidupan timnas Hungaria, jika tak diantisipasi dengan strategi yang matang, niscaya mereka akan berlarian bak kuda liar yang tak bisa dikendalikan oleh siapapun.
Makna apa yang kita pelajari dari pesta akbar kejuaran Sepakbola Eropa yang ke-60?
Durasi perjalanan sepakbola kejuaran Eropa tak teras sudah memasuki usia yang ke-60 tahun. Di usia yang ke-60 tahun ini, tentu kita banyak belajar hal yang berkaitan dengan organisasi, manajemen, kepemimpinan, negosiasi, membangun citra diri (personal branding), penghargaan terhadap manusia.
Sepakbola Eropa telah mengajarkan kepada kita bangsa Asia bahwa untuk memiliki timnas yang kuat, tentu kita harus membutuhkan komitmen dan dukungan dari semua pihak.
Tanpa dukungan dari semua pihak, mustahil apa yang kita cita-citakan bersama tidak akan pernah tercapai. Dan untuk membangun timnas yang solid itu membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang berdarah-darah.
Selain itu, hal yang jauh lebih manusiawi yang kita pelajari dari sepakbola Eropa di usia ke-60 adalah penghargaan terhadap martabat manusia. Di mana semua orang itu sama. Terlepas dari perbedaan budaya, kepercayaan, ras, suku bangsa dan kepentingan ideologi apa pun. Yang terpenting adalah kerjasama dan saling menerima satu dan yang lain.
Belajar dari sepakbola Eropa, kita pun harus menghindari fanatisme dan diskriminasi dalam segala aspek kehidupan. Terutama yang berkaitan dengan ruang publik. Karena ruang publik itu milik bersama. Bukan milik ideologi ataupun kepercayaan tertentu.
Selamat menikmati pesta sepakbola Eropa yang akan dimulai dari tanggal 11 Juni -- 11 Juli 2021.
Salam sport.
Jakarta, 5/6/2021
Frederikus Suni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H