Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Intip Pesan Moral di Balik Simbol "Hau Monef"

4 Juni 2021   16:46 Diperbarui: 4 Juni 2021   17:42 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Leluhur Atoin Meto (orang Dawan) tidak belajar ilmu filsafat. Namun, mereka sudah mengenal dan menghidupi ilmu filsafat itu dalam keseharian. Terutama kita bisa belajar dari ketiga simbol yang terdapat di "Hau monef" (tiang adat yang memiliki 3 cabang).

Apa makna simbolis dari ketiga cabang itu?


Sesuai dengan pengalaman penulis yang lahir dan besar dari budaya Dawan, tentu saja saya sudah familiar dengan simbol-simbol yang terdapat di setiap rumah adat suku Timor.

Akan tetapi, jika saya yang mengutarakannya, sebagian pembaca apalagi tetua adat dan pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang akan membaca artikel ini, setelah dipublikasikan dari rumah Kompasiana tidak akan percaya begitu saja.


Untuk itu, izinkan saya untuk mengutip pesan yang dikirimkan oleh salah satu pejabat pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang kemarin singgah ke blog saya tafenpah.com dan grup BiinmaffoNews.


Berikut adalah cuplikan sekaligus penjelasan detailnya tentang simbol dari "Hau Monef."


Hau Monef sudah dikenal Atoin Meto (orang Dawan) jauh sebelum masuknya agama Katolik. Cabang yang di tengah melambangkan "Apinat-aklaat-amo'et-apakaet-afinit ma aneset. Posisinya di bagian Timur menghadap ke barat. Maknanya; terbit-terbenam, lahir-mati, awal-akhir.


Dua cabang lainnya (posisi di Selatan dan Utara) melambangkan Aina-Ama (arwah leluhur) dan Uis Pah. (Yees OelMaslete).


Saya tahu, sebagian pembaca belum paham maksud dari simbol ini. Kecuali orang Timor pasti tahu dengan pernyataan ini.
Baiklah. Saya akan menjelaskannya lebih mendalam lagi. Sebelum agama Katolik masuk di pulau Timor, leluhur kami sudah mengenal salah satu kekuatan maha dahsyat di alam semesta. Tradisi kami sebagi atoin meto (orang Dawan) menyebutnya penguasa Matahari, Bulan, Bintang, Alam Semesta dan sumber dari setiap makhluk hidup. Posisi penguasa itu berada di tengah "Hau Monef (tiang yang bercabang 3).

Mengapa letaknya harus berada di tengah Hau Monef?


Karena pemilik langit dan bumi memegang kekuasaan absolut. Artinya tiada satu pun penguasa yang akan melebihi kekuatannya. Untuk itu, orang Timor Dawan meletakkanya di bagian tengah Hau Monef.


Makna lain juga menyiratkan bahwa penguasa langit dan bumi yang ada di bagian tengah Hau Monef itu sebagai awal dan akhir. Jika pembaca pernah belajar bahasa latin, pasti mengenal kata Alfa dan Omega.


Eits, di sini saya berusaha untuk menghindari bidang Teologi ya. Jadi, ini murni dari kepercayaan adat-istiadat suku Timor Dawan. Lebih tepatnya filsafat Kosmologi.


Terakhir. Makna lain dari simbol penguasa yang berada di tengah adalah untuk melindungi leluhur dan penguasa bumi. (Aina-Ama dan Uis Pah).


Setelah kita mengulik penguasa absolut yang berada di bagian tengah "Hau Monef," sekarang kita melihat lagi kedua caban yang berada di sebelah Selatan dan Utara.


Bagian Selatan Hau Monef melambangkan leluhur suku Timor Dawan. (Aina-Ama). Sedangkam yang di bagian Utara Hau Monef melambangkan Uis Pah (penguasa bumi).


Leluhur dan penguasa bumi menyembah penguasa absolut yang berada di bagian tengah Hau Monef.

Dengan cara apa saja suku Timor Dawan bisa menyembahnya?


Salah satu cara yang paling tepat bagi suku Timor Dawan untuk menyembah penguasa absolut semesta adalah mengorbankan hewan peliharaan.


Hewan yang dikorbankan juga harus sesuai dengan permintaan leluhur. Jika leluhur menginginkan seekor sapi, kambing, kerbau, ayam, kuda, dan B2, tentu tidak ada pilihan lain kami suku Timor Dawan. Selain mengikutinya.

Hukuman apa saja yang akan kita dapatkan, jika kita tidak mengikuti permintaan leluhur?


Faktor yang paling penting adalah kematian, penyakit, kelaparan, bencana alam dan bejibun masalah kehidupan yang semakin pelik.


Bagaimana perasaan orang Timor Dawan, ketika menyembah Hau Monef?


Tentu kami merasa senang dan bangga. Karena ini adalah bagian dari pelestarian adat-istaida leluhur kami suku Timor Dawan.


Kami sudah menyatu dengan alam semesta. Bersama semesta, kami dilahirkan, dibesarkan dan meninggal pun di semesta.


Semesta bagi suku Timor Dawan adalah kekuasaan tertinggi manusia.  Sebagaimana yang diungkapkan oleh filsuf Baruch De Spinoze;" Manusia memiliki satu substansi yang satu dan sama yakni alam semesta."

Relevansi Hau Monef pasca masuknya agama Katolik di pulau Timor dan pengaruhnya hingga kini


Dari tadi saya berusaha untuk menghindari bidang Teologi (ilmu yang mempelajari tentang relasi manusia dengan Tuhan). Namun, rasanya sesuatu yang terus membuncah di dalam dadaku. Untuk itu, izinkan saya untuk menggabungkan pandangan tradisional suku Timor Dawan dengan bidang Teologi Kristiani.

Sejak masuknya agama Katolik yang di bawah oleh Misionaris asal Eropa, khususnya Portugal. Kebudayaan leluhur bukan dihilangkan begitu saja. Melainkan diintegrasikan/disatukan dengan Teologi Kristiani.


Tujuan penyatuan tradisi kebudayaan adat-istiada suku Timor Dawan dengan Teologi Kristiani adalah menjalin hubungan kerjasama dalam mencari dan memberi nama bagi kekuasaan absolut yang ada di tengah "Hau Monef."

Misionaris Eropa menamai penguasa itu dengan sebutan Tuhan. Tuhan dalam bahasa dawan adalah Uis Neno.


Sejak saat itu, suku Timor Dawan menyebut penguasa absolut langit, Matahari, Bulan, Bintang dan bumi  dengan Tuhan atau Uis Neno hingga sekarang.


Pengaruh dari penyatuan ini adalah pemahaman yang mendalam tentang siapakah diri kita? Siapa itu Pencipta? Untuk apa saya hidup? Apa tujuan hidupku? Bagaimana relasi saya dengan sesama, sebagaimana yang terjalin dalam ketiga cabang "Hau Monef?


Tentu pertanyaan ini sudah mengarah ke pertanyaan besar Filsafat. Tidak masalah! Yang terpenting kolaborasi antara filsafat kosmologi, Teologi dan adat-istiada suku Timor dawan mampu memberikan pemahaman dan wawasan bagi pembaca di mana pun.


Sekiranya cuplikan dari simbol Hau Monef suku Timor Dawan menambah wawasan bagi siapa pun. Terutama bagi mahasiswa yang akan menjadikan tulisan ini sebagai bahan referensi untuk skripsi.


Salam

Timor, 4/6/2021

Frederikus Suni

Generasi perbatasan RI-Timor Leste

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun