Faktor yang paling penting adalah kematian, penyakit, kelaparan, bencana alam dan bejibun masalah kehidupan yang semakin pelik.
Bagaimana perasaan orang Timor Dawan, ketika menyembah Hau Monef?
Tentu kami merasa senang dan bangga. Karena ini adalah bagian dari pelestarian adat-istaida leluhur kami suku Timor Dawan.
Kami sudah menyatu dengan alam semesta. Bersama semesta, kami dilahirkan, dibesarkan dan meninggal pun di semesta.
Semesta bagi suku Timor Dawan adalah kekuasaan tertinggi manusia. Â Sebagaimana yang diungkapkan oleh filsuf Baruch De Spinoze;" Manusia memiliki satu substansi yang satu dan sama yakni alam semesta."
Relevansi Hau Monef pasca masuknya agama Katolik di pulau Timor dan pengaruhnya hingga kini
Dari tadi saya berusaha untuk menghindari bidang Teologi (ilmu yang mempelajari tentang relasi manusia dengan Tuhan). Namun, rasanya sesuatu yang terus membuncah di dalam dadaku. Untuk itu, izinkan saya untuk menggabungkan pandangan tradisional suku Timor Dawan dengan bidang Teologi Kristiani.
Sejak masuknya agama Katolik yang di bawah oleh Misionaris asal Eropa, khususnya Portugal. Kebudayaan leluhur bukan dihilangkan begitu saja. Melainkan diintegrasikan/disatukan dengan Teologi Kristiani.
Tujuan penyatuan tradisi kebudayaan adat-istiada suku Timor Dawan dengan Teologi Kristiani adalah menjalin hubungan kerjasama dalam mencari dan memberi nama bagi kekuasaan absolut yang ada di tengah "Hau Monef."
Misionaris Eropa menamai penguasa itu dengan sebutan Tuhan. Tuhan dalam bahasa dawan adalah Uis Neno.
Sejak saat itu, suku Timor Dawan menyebut penguasa absolut langit, Matahari, Bulan, Bintang dan bumi  dengan Tuhan atau Uis Neno hingga sekarang.