Ketika seorang rekruiter menatap CV dari kandidat yang melamar, ia dengan spontan akan meminta admin untuk mengirimkan balasan dengan jadwal test dan interview kepada jobseeker yang bersangkutan.
Mengapa seorang rekruiter sebegitu yakin dengan pilihannya hanya dengan melihat sekilas CV jobseeker?
Untuk ranah ini setiap rekruiter punya trik tersendiri. Akan tetapi, ekspektasi tinggi seorang rekruiter hanya menemui penyesalan. Gegara apa yang diharapkannya tidak sesuai dengan kualifikasi dari posisi yang sedang dibutuhkan oleh perusahaan.
Di sini seorang rekruiter sudah memasuki fase jebakan toxic positivity. Jobseeker itu manusia bukan robot. Sebagai manusia jobseeker punya kelemahan.
Solusi
Solusi yang tepat dan efektif bagi seorang jobseeker dan rekruiter adalah bekerjasama. Melalui kolaborasi dan pengetahuan yang mendalam tentang kelebihan dan kekurangan seseorang, kita pun akan menikmati ritme kehidupan bersama di lingkungan kerja.
Ke mana pun kita melangkah, ada kelebihan dan kekurangan kita. Rangkullah kelebihan dan kekurangan dalam luapan emosi-emosi negatif sebagai bentuk penghargaan terhadap kehidupan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H