Setiap orang memiliki masalah. Ada masalah yang menuntut seseorang untuk mencari teman curhat. Ada juga yang mendatangi pakar psikologi dan psikiatri. Lebih sadis adalah ada yang menggunakan jalur bersilat lidah, saat rehat di kedai kopi, rumah makan dan beragam pojok rahasia, demi meluapkan kekesalannya.
Siapa saja yang pandai bersilat lidah?
Dalam buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat," Mark Manson; otak kita setiap hari diproduksi untuk menciptakan masalah.
Tentu kita semua pandai dalam bersilat lidah dalam kondisi apa pun. Misalnya di lingkungan kerja, sebut saja Perjaka dan Jomblo. Mereka berdua adalah rekan di bagian marketing penjualan.
Relasi mereka tampak dari luar sangat sempurna di mata orang lain. Namun, keduanya tidak pernah akur. Gegara Perjaka sering menghina Perawan.
Pertengkaran dipicu oleh penolakan Perawan untuk menjadi tambatan hati dari Perjaka. Berkali-kali Perjaka ditolak oleh Perawan. Gegara ada satu kelemahan yang dimiliki oleh Perjaka yakni kurang romantis.
Seiring dengan perputaran roda, Perjaka mulai mencari celah untuk menjatuhkan Perawan dihadapan rekannya yang lain.
Siang itu, di salah satu kedai kopi, Perjaka sedang melancarkan jurus sapu bersih, alias bersilat lidah dengan rekannya. Obrolan mereka hanya berkisar di Perawan.
Perjaka mulai membeberkan kelemahan Perawan di bagian marketing penjualan kepada rekannya. Sales mulut mulai meledak dan menghancurkan perasaan dari Perawan.
Ah, tegaaaaa sekali kamu lakukan itu! Bentak bosnya. Perjaka pun terdiam seribu kata. Seperti lelaki kesepian di siang bolong.