Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Gerakan Literasi Tafenpah dari Daerah Pinggiran sebagai Donasi Online

6 Mei 2021   16:04 Diperbarui: 6 Mei 2021   23:15 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan literasi menulis dan membaca dari daerah pinggiran sebagai donasi online. Pixabay.com

Manifestasi kecintaan saya terhadap bidang literasi mulai bergerak dari daerah pinggiran. Blog saya www.Tafenpah.com sebagai donasi digital saya di bidang literasi.


Ribuan anak desa masih dipenjara oleh ketiadaan fasilitas dalam mengeksplor kemampuannya di bidang literasi menulis. Sebagai tanggapan, saya yang notabene berasal dari daerah pinggiran, tentunya saya paham dan tahu kerinduan mereka.


Secara SDM, generasi pelosok tak kalah dengan yang tinggal di daerah perkotaan. Yang menjadi perbedaannya terletak pada ketersediaan sarana dan prasarana pendukung. Selain itu, kekurangan roda penggerak bagi mereka.


Untuk mengakomodir keinginan mereka, saya selalu terbuka dengan siap saja yang mau mempublikasikan karyanya di blog saya. Blognya sangat sederhana, namun sejauh ini saya sudah menghimpun beberapa penulis yang berasal dari  daerah pelosok untuk mengembangkan talenta mereka.


Ya, namanya penulis pemula, tentunya niat mereka sangat beragam sebelum menulis. Ada bejibun pertanyaan yang masuk di akun saya setiap hari. Kak, kira-kira publikasikan tulisan saya di blog kamu dapat apa ya? Saya pun paham dan tahu keinginan mereka untuk menulis.


Ada tipe orang yang menulis karena memang di sanalah ia bisa mendapatkan kepuasan batin. Ada yang hanya sekadar memamerkan eksistensi kepada rekannya. Ada yang ingin menghasilkan uang dan ada pula yang menjadikan karya tulisannya sebagai personal branding.


Jawaban mereka selalu terbayang dalam tidur malamku. Tapi, sebelum mereka mengirimkan tulisannya, saya harus meyakinkan mereka bahwa saya hanyalah penyedia jasa. Bila anda ingin berkembang, yuk mari kita belajar bersama.


Saya sadar bahwa untuk membangun sebuah platform media online itu butuh SDM yang mumpuni serta biaya untuk mengembangkannya. Lebih jauhnya saya membutuhkan dukungan orang lain untuk saling bekerjasama dalam mengakomodir ribuan anak desa di pelosok tanah air yang pingin jadi penulis.


Perlahan-lahan tapi pasti seiring dengan mesin kordoba waktu, saya yakin usaha dan niat saya untuk membangun literasi dari daerah pinggiran akan terwujud.


Perjalanan masih panjang. Saya masih dititik start untuk menuju garis finis. Saya selalu mencoba untuk menerapkan teori AIDA (Attention; perhatian, Interest; minat, Desire; keinginan dan Action; aksi) dalam membujuk generasi desa untuk mengembangkan dirinya di bidang literasi menulis. Namun, saya juga sadar bahwa ada saja hal-hal yang terjadi di luar kendali kita.


Tatkala berada di fase ini, saya selalu mengingat ajaran dari Zig Ziglar bahwa, jika engkau ragu dan tak yakin dengan mimpi kamu, datanglah kepada Sang Arsitek untukmembentukmu."


Saya harus mengkahiri coretan receh ini. Apa yang saya ulas dalam tulisan receh ini adalah benar adanya. Mari, membangun literasi dari daerah pinggiran.


Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun