Irama notani angka yang bertalian erat dari sebuah alat musik mengeluarkan bunyi yang syahdu dan merdu.
Setiap orang bisa bernyayi. Terlepas dari bunyi fals atau tidak. Yang terpenting ia bisa mengeluarkan bunyi dari rangkaian notasi angka dalam petikan interval.
Interval adalah bagian spasi dari nada yang satu menuju tangga nada yang lainnya. Pertalian erat ini dipandang sebagai alat komunikasi yang paling efektif dalam sebuah bangsa.
Ketika kita mendengarkan susunan notasi angka yang dikemas dengan olah rasa dan pikir dari seorang penyanyi, mampu membawa setiap orang pada dunianya. Karena pada dasarnya, peran kita sebagai makhluk artistik.
Mengapa dikatakan sebagai makhluk artistik? Karena melalui seni musik kita disatukan. Kendati kita berbeda budaya, bahasa, ras dan bangsa.
Penyatuan budaya, bahasa, ras dan bangsa tercipta pada abad ke-8 di Candi Borobudur. Candi Borobudur sebagai jembatan untuk mentransfer jiwa artistik kemanusiaan.Â
Sejarah mencatat bahwa terdapat lebih dari 200 relief alat musik di 40 panil, dan lebih dari 60 jenis alat musik yakni tiup, membran, petik dan pukul.
Saya mencoba untuk berpikir sesuai dengan pemikiran zaman nenek moyang kita pada abad ke-8. Mereka pasti merasakan euforia dari setiap bunyi yang dikeluarkan dari alat musik membran, petik, tiup dan pukul. Bagi mereka yang pandai memainkan alat musik tersebut, pasti menjadi primadona pada zamannya.
Jasa mereka pasti dibutuhkan dalam setiap pertemuan bisnis pada zaman kerajaan nusantara. Ada yang dibayar, ada juga yang berperan sebagai sukarelawan demi memuaskan dahaga artistiknya.
"Borobudur Pusat Musik Dunia" adalah bukti nyata dari ratusan relief alat musik membran, petik, tiup dan pukul. Setiap perteman bisnis pada zaman itu, pasti selalu membawa insan-insan artistik yang piawi dalam bidang seni.