Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Sound of Borobudur (Seni Musik Itu Menyatukan)

28 April 2021   17:37 Diperbarui: 28 April 2021   17:42 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Filsuf Arthur Schopenhauer mengatakan bahwa musik itu sebagai obat penyembuh bagi penderitaan manusia.

Seni musik itu menyatukan. Pexels.com
Seni musik itu menyatukan. Pexels.com

Tak bisa dipungkiri bahwasan rakyat kita menderita fisik, emosional, finansial pada abad ke-8. Untuk sekadar melupakan penderitaan itu, seni musik dijadikan sebagai pelarian sesaat dari kondisi dan tubuh yang dirundung derita.


Derita rakyat Indonesia hanya bisa diobati dengan seni musik. Melalui seni musik, hati, jiwa dan pikiran akan disatukan dalam semangat menjalani kehidupan.


"Sound of Borobudur" selalu hadir dan membangkitkan memori kita akan kejayaan seni musik abad pertengahan. Selain itu, sebagai ajang penghargaan kepada para pahlawan bangsa yang telah berjuang untuk mengukirkan nama mereka setinggi bintang di langit.


Sound of Borobudur sebagai gerakan untuk membunyikan kembali alat musik yang terpatri indah dan rapi di setiap ukiran relief Candi Borobudur.


Sound of Borobudur menjadi kekuatan bagi kita untuk lebih menghargai musik tradisional. Karena penghargaan terhadap seni musik tradisional melambangkan kecintaan kita akan budaya bangsa kita sendiri.


Melalui seni musik emosi kita serasa dicabik-cabik, didorong dan selalu membangkitkan adrenalin kita untuk terus menghargai kehidupan. Terutama menghargai peninggalan-peninggalan kebudayaan kita dalam seni musik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun