2. Penggabungan Kemenristik dan Kemendikbud sangat efektif
Bagi saya penyatuan kedua kementerian ini akan memudahkan siapaun dalam mengurus administrasinya. Selain itu, arah atau model pembelajaran bagi siswa/mahasiswa tanah air akan menjadi lebih berkembang dalam hal apapun.
Karena yang menjadi motor penggeraknya adalah orang muda yang sangat familiar dengan teknologi. Lebih jauhnya, kematangan emosionalnya (psiko emosial) sudah tidak diragukan lagi. Mengingat ia selalu dikambinghitamkan oleh para pembencinya. Namun ia tidak peduli. Yang terpenting apa yang benar ia kerjakan.
Ketenangan dan semangat berinovasi adalah ciri khas Nadiem dalam menggerakan kemendikbud selama ini.
Antara presiden Jokowi dan Nadiem ibarat sudah membangun chemestry dalam dunia percintaan. Di mana pemikiran mereka bertalian erat dengan semangat perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Kinerja mereka selalu berorientasi pada pembanguanan nilai-nilai kemanusia. Cita-cita untuk membawah rakyat Indonesia dalam menikmati bonus demografi pada tahun 2030, inilah yang menjadi pemicu dari penggabungan Kemenristek dan Kemendikbud di bawah kendali Nadiem.
Sebagai rakyat, kita harus berterima kasih kepada Jokowi untuk penyatuan Kemenristek dan Kemendikbud. Karena Jokowi sudah melihat peluang dan potensi Nadiem ke depan.
Sosok pemimpin kharismatik dan visioner selalu melekat pada presiden Jokowi. Begitu pun Nadiem ia juga pandai mengemas psiko emosionalnya, selalu berinovasi demi memajukan pendidikan ke arah yang lebih baik. Selain itu ia selalu bekerja sesuai dengan visi dan misi yang diinginkan oleh Jokowi.
Terakhir, pemimpin akan menjadi hebat, bila bawahannya mengeksekusikan ide sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama. Kolaborasi antara Jokowi dan Nadiem sama seperti kolaborasi antara filsuf Plato dan Aristoteles dalam memajukan filsafat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H