Aktivitas Ramadan diisi dengan jalan toleransi antar tetangga kontrakan. Sebagai bentuk toleransi, saya mengambil jalan silentium.
Silentium berasal dari bahasa Latin yang berarti keheningan. Jalan keheningan sebagai manifestasi dari saya untuk saudaraku yang sedang merayakan ibadah puasa.
Selain itu, silentium membawa ketenangan batin, dikala banyak hal yang berkeliaran dibenak pikiran. Untuk meredam  bejibun pikiran liar yang selalu datang dan pergi, sembari menorehkan kekhawatiran, saya terus mengasanya dalam terang iman.
Beriman kepada Sang Khalik mampu menentramkan jiwa dan pikiran. Gegara kondisi dan bangsa yang belum sepenuhnya aman, saya butuh keseimbangan. Jalan keseimbangan hanya diperoleh dalam koridor silentium.
Silentium di tengah saudara umat Muslim yang menjalani ibadah puasa, memang memberikan tantangan tersendiri bagi saya. Karena sebelumnya, segala sesuatu yang biasanya saya lakukan dengan blak-blakan, akhirnya bisa dipress dengan hati-hati.
Awalnya memang terasa sulit, namun jiwa kemanusiaan melemahkan ambisi dan ego yang selalu membuncah di ubun-ubun kepala.
Perjalanan menuju toleransi antar tetangga kontrakan yang beragam kepercayaan adalah tradisi setiap tahun. Di mana setiap dari kami merayakan Hari Raya Keagamaannya, jalan silentium selalu diterapkan oleh semua penghuni kontrakan.
Jalan silentium diyakini sebagai metode yang paling manjur dalam mengekang ego dan superego kami. Karena tolerasi itu indah.
Indahnya kehidupan hanya bisa diperoleh dengan jalan toleransi. Toleransi dimulai dari diri sendiri. Ketika diri sendiri sudah bisa diajak untuk berkompromi, maka dalam kehidupan bersama juga akan lebih mudah. Karena ego dan superego utama dalam diri sendiri sudah dikalahkan.
Mengalahkan diri sendiri itu tidak mudah. Namun, dalam kondisi apapun, toleransi selalu membawa kenyamanan dalam menunaikan ibadah keagamaan antar tetangga kontrakan.
Meskipun berbeda ras, budaya dan karakter, tapi kami disatukan di bawah atap yang sama. Atap cinta kasih. Dari cinta kasih mengalirkan damai dan keharmonisan dalam kehidupan bersama.
Potretan toleransi dalam terang silentium atau keheningan bisa juga menjadi role model atau cara bagi anda sekalian di manapun. Karena keheningan itu selalu memberikan kepuasan spiritual.
Inilah aktivitas Ramadan saya di rumah aja. Selamat menjalani ibadah puasa saudaraku umat Muslim di manapun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H