Mengisi hari libur bersama keluarga adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi menikmati wisata Pantai Pasir Putih PIK2 yang sementara jadi magnetik di Jakarta Utara.
Gegara Pandemi yang tak kunjung berakhir, akhirnya kami sekeluarga berkonvoi menuju Pantai Pasir Putih PIK2. Sepanjang perjalanan, kami sekeluarga dimanjakan dengan bejibun keindahan. Salah satu keindahan kota Jakarta yang sudah mendunia adalah kemacetan.
Ratusan kendaraan roda empat berjejeran, bak antrian BBM. Sementara pengemudi roda dua pun makin menjadi-jadi. Gegara tiada cela untuk bisa nyelip. Jalan terakhir adalah menunggu. Ibarat menunggu si doi (pacar) yang masih lama berdandan.
Dandanan asmara mulai membuncah, tatkala ratusan kendaraan roda empat mulai bergerak. Keindahan pun tersaji dengan suara mesin knalpot yang kendaraan roda dua yang memicu adrenalin.
Irama-irama kerinduan untuk bersua keindahan Pantai Pasir Putih PIK2 semakin mengejar kami. Kami pun perlahan tapi pasti melalui badai macet. Untung ngak macet pikir. Makin runyam dunia.
Senja masih malu-malu di peraduan Barat, kami pun disuguhkan dengan bejibun manusia yang menghiasi sepanjang jalan menuju Pantai Pasir Putih PIK2. Langit mulai mendung, tapi hati semakin jernih dan tak karuan untuk segera menikmati keperawanan Pantai Pasir Putih PIK2.
Tepat pada pukul 17.30 WIB, kami pun bisa mencicipi keindahan Pantai Pasir Putih PIK2. Selama berada di hamparan pasir putih, hati dan pikiran langsung terbuka. Ibarat mutiara dna berlian yang berhasil ditemukan dalam pencarian yang panjang dan melelahkan.
Terlihat di setiap pojok, ada ribuan style fotografer amatiran yang bertebaran di sana sini. Rombongan saya pun mulai mengeluarkan jurus-jurus penyapu pasir dengan bermain. Sembari tertawa ria.
Tim penyapu pasir adalah kakak Steven dan Gibran. Tak ketinggalan pula abang Egi dan Monce. Suasana canda tawa, tebar pesona dan intel mendadat mulai terendus dengan pemandangan yang bukan biasa. Gegara nyuci mata gratis hihihih. Mumpung jomblo kan bebas.
Setelah berpuas diri untuk menikmati keindahan Pantai Pasir Putih PIK2, kami sekeluarga mendokumentasikan momen berharga itu dengan berswafoto. Abang Monce yang tampil sebagai kameran mulai menjepret kebersamaan kami. Beragam gaya dipertontonkan oleh rombongan kami. Itulah ekpresi bebas yang unik dari kami.
 Makna Kebersamaan
Menikmati keseruan di Pantai Pasir Putih PIK2 tak hanya soal melepas emosi-emosi yang dipenjara selama masa Pandemi. Melainkan kebersamaan kami sebagai satu keluarga perantaun yang selalu mendukung dalam hal apa saja.
Memiliki keluarga di tanah rantau adalah hal yang terindah dalam hidup. Karena kami merasakan kebersamaan, layaknya di kampung halaman tercinta.
Bilur-bilur rindu, canda tawa dan pikiran yang kembali fresh atau jernih selama di Pantai Psir Putih PIK2, memicu semangat untuk kembali melakoni pekerjaan masing-masing esok hari.
Sekadar catatan tambahan bagi para fotografer profesional, anda tak akan rugi untuk mengeksploitasi keindahan Pantai Pasir Putih PIK2 Jakarta Utara. Karena di sana banyak spot-spot menarik yang bisa didapatkan secara gratis. Dari sudut manapun kita bisa mengambil objek gambar yang menarik.
Jakarta, 25/4/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H