Joe Biden dalam pidatonya kemarin berjanji untuk menarik pasukan militernya dari Afganistan. Penarikan pasukan militer US sebagai kado Ramadan bagi Afganistan, sekaligus gelombang kecemasan bagi rakyat Afganistan.
Rakyat Afganistan merasa cemas, bila tentara Amerika Serikat meninggalkan negeri itu. Karena kelompok separatis Taliban akan kembali mengadakan pertumpahan darah di Afganistan.
Amerika serikat berjanji untuk tetap membantu warga Afganistan dari bidang apapun. Kecuali militer.
Dilansir dari bbc.com, Biden mengatakan" meskipun kami tidak akan terlibat secara militer di Afganistan, tapi pekerjaan diplomatik dan bidang kemanusiaan akan terus terjalin."
Joe Biden juga berjanji untuk memberikan bantuan kepada Militer Afganistan dan keamanannya. Joe Biden tak tega melihat perjuangan 300.000 tentara Afganistan yang gagah berani mengorbankan segalanya demi menciptakan keamanan di negaranya sendiri.
Amerika Serikat dan sekutunya NATO akan menepati janjinya pada tanggal 1 Mei. Mereka tidak ingin berlama-lama di tanah Afganistan. Karena tugas dan tanggung jawab lebih besar untuk negaranya yang kian meruncing dengan Rusia di perbatasan Ukraina.
Alasan lain dari Joe Biden menarik militernya dari Afganistan adalah ancaman dari kelompok separatis Taliban yang berjanji untuk melakukan serangan di tanggal 1 Mei. Nah, untuk menghindari pertumpahan darah bagi rakyat tak berdosa, Joe Biden dan sekutunya NATO segera menarik pasukan.
Dari segi human interest atau kemanusiaan, penarikan pasukan militer Amerika Serikat dari Afganistan memberikan nafas segar bagi warga Afganistan untuk terlepas dari pasukan asing.
Di lain hal, kekosongan pasukan asing di Afganistan akan memberikan keleluasaan bagi kelompok Taliban untuk berkuasa di negara ini. Potensi perang saudara mungkin akan terjadi lagi.
Serba salah juga bila pasukan Militer Amerika Serikat berada di wilayah itu. Bagaimana pun juga, rakyat Afganistan sudah waktunya untuk menentukan nasib bangsanya sendiri. Tanpa intervensi dan campur tangan dari pihak luar.
Penarikan pasukan militer Amerika Serikat sebagai kado Ramadan sekaligus malapetaka bagi negara itu. Karena komunitas internasional belum memenuhi semua janjinya.
Kepala Dewan Tinggi Negara untuk Rekonsiliasi Nasional mengatakan, kami prihatin bisa kehilangan semua prestasi selama 20 tahun terakhir ini. Khusunya bagi perempuan. (Kantor Berita Reuters).
Bagaimanapun juga Amerika Serikat harus mengkalkulasikan penarikan pasukan militernya dari Afganistan. Karena keamanan nasional bisa diporak-porandakan oleh hawa nafsu kelompok Taliban.
Pendidikan perempuan dan anak-anak tak bisa akan menjadi korban lagi di bumi Afganistan. Bila Taliban yang mengambil alih pemerintahan.
Kita berharap, bulan Ramadan ini membuka jalan bagi kelompok Taliban untuk menyadari akan pentingnya hidup tanpa perang. Karena perang hanya menimbulkan penderitaan yang sangat berkepanjangan. Sementara usia kita terus berkurang, seiring ulang tahun yang kita rayakan setiap tahun.
Lebih baik hidup tanpa perang, daripada perang yang tak menguntungkan. Yang kalah dan menang tetap makan debu. Artinya, kalah dan menang dalam perang, kita tak mungking mengingkarai kematian. (Fredy Suni).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H