Benih-benih kerendahan hati yang saya dapatkan dari hasil perenungan yang mendalam diharapkan akan mengubah hidup saya. Sekecil perubahan apapun yang ada dalam diri saya adalah karunia yang luar biasa.
Karena sesuatu yang besar diawali dari langkah kecil. Tak mungkin saya menerima tanggung jawab besar, bila saya sendiri tidak becus mengurusi diri sendiri.
Terkadang saya ingin menangis. Karena cara hidup yang solider, cinta dan perhatian dari ajaran orangtua, semakin menyusut beriringan dengan kontaminasi diri saya dalam dunia mayapada. (Fredy Suni).
Dunia mayapada telah mengasingkan diri saya dari lingkungan, sesama, alam dan diri sendiri. Akibatnya, saya tidak menghargai privasi orang lain.
Saya menjadikan privasi orang lain sebagai ajang untuk menebar rumor dan sensasi di dunia mayapada. Tatkala saya diberi komen dan like yang berjumlah ribuan, saya merasa berpuas diri. Sementara sesama ikut terluka atas apa yang saya lakukan di dunia mayapada.
Menarik tantangan yang diberikan oleh Tim Kompasiana di hari kedua ini yakni "Target Menambah Skill Selama Ramadan."
Saya pribadi memandang tema ini sebagai jalan perenungan atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Memang saya tak mungkin kembali lagi ke masa lalu. Tapi, dari titik itu, saya belajar untuk menjadi lebih baik di waktu sekarang dan yang akan datang.
Setiap orang kan bebas memilih untuk menambah skill di bidang apa saja. Terutama di Bulan Ramadan. Karena pilihan itu bebas. Asalkan bertanggung jawab.
Saya memilih untuk menambah skill di bidang spiritual. Karena semakin hari saya semakin menjauh dari hadapan Sang Pencipta. Gegara keasyikan menikmati madu semu di dunia mayapada.
Menambah skill di bidang spiritual artinya menajamkan intuisi untuk peka dan simpati kepada sesama. Terutama menyangkut privasi orang lain. Karena semakin hari, rasanya setiap orang tidak memiliki ruang privasi untuk tinggal bersama dirinya sendiri.
Tinggal bersama diri sendiri terkesan mistis dan menakutkan. Ya, karena kesibukan kita di dunia mayapada, menyebabkan salah satu ruang di hati kita menjadi kosong. Kekosongan itu berhasil dihuni oleh kesenangan semu.