Sementara tim pembela mengatakan bahwa kebebasan berkumpul dilindungi Konstitusi Hong Kong. Pihak berwenang pun telah menyetujui demontran yang kemudian berkembang menjadi pawai yang tidak sah.
Penuntut berpendapat bahwa kebebasan berkumpul, meskipun diberikan dalam konstitusi tidak mutlak di Hong Kong.
Jimmy Lai
Jimmy Lai merupakan salah satu dari ketujuh pro-demokrasi yang paling menonjol di Hong Kong. Gerakan-gerakannya selalu membahayakan pemerintah Beijing. Saat ini, ia menerima dakwaan terpisah di bawah undang-undang keamanan nasional Beijing.
Konglomerat ini diperkirakan menyimpan kekayaan sebesar $1 Miliar. Kekayaan awalnya di salah satu industri pakaian dan merambah ke Media dan mendirikan Next Digital.
Next Digital menerbitkal Apple Daily, Tabloid yang banyak dibaca orang. Ia diduga kerap mengkritik kepemimpinan Hong Kong dan China Daratan.
Salah satu Media lokal Lanskap yang selalu khawatir seputar keamanan Beijing mengtakan bahwa Jimmy Lai adalah duri yang gigih bagi China. Publikasi maupun tulisan-tulisannya selalu memicu adrenalin  pemerintah Beijing untuk menghentikannya.
Karya-karyanya di Hong Kong dipandang sebagai pahlawan, tapi di daratan, ia dipandang sebagai penghianat yang mengancam keamanan nasional Tiongkok.
Ya, banyak juga kasus orang-orang hebat di negara kita. Di mana orang cerdas yang berjuang untuk kesejahteraan bangsanya dipandang sebagai penghianat. Misalnya, Ahok beberapa tahun lalu, menjadi korban kebencian dari para penguasa yang ingin menggoalkan tujuan politiknya. Apapun mereka akan lakukan untuk menghentikan Ahok. Begitulah kisah yang dialami oleh Jimmy Lai.
Sebelum penangkapan Jimmy Lai di bulan Desember, ia sempat diwawancarai oleh BBC, ia mengatakan tidak akan menyerak pada intimidasi.
"Jika mereka dapat menimbulkan rasa takut pada Anda, itulah cara termurah untuk mengendalikan Anda dan cara yang paling efektif dan mereka tahu itu. Satu-satunya cara untuk mengalahkan cara intimidasi adalah dengan menghadapi rasa takut dan jangan biarkan hal itu membuat Anda takut. " (BBC.Com).
Kira-kira apa yang melatar belakangi ini?