Dialog ini terjadi sebelum dan sesudah mengorbankan hewan pilihan leluhur. Sebelum mengorbankan hewan pilihan leluhur di Oe Leu berupa sapi, babi dan kambing, tua adat akan meminta izin kepada para leluhur dengan bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh tua adat.
Pengorbanan hewan pilihan leluhur pun terjadi, dan sebelum makam bersama di sumber air suci. Terlebih dahulu, tua adat akan memberikan makan kepada ular yang menjaga air suci berupa hati dari hewan yang dikorbankan.
'Natek kem Mnahat" atau memberikan makan kepada para penjaga air suci. Tempat yang digunakan adalah "Taka." Taka adalah sejenis anyaman dari daun lontar yang terlihat bulat atau bersegi empat. Nilai estetikanya snagat indah dan menawan hati.
Canda tawa dan makan bersama di tempat air suci memang menyimpan nostalgia bagi setaip masyarakat Haumeni. Karena di situlah letak kebersamaan keluarga yang sudha lama berpisah.
Makna Penyembahan di Oe Leu atau Air Suci antara lain
1. Menyembuhkan Penyakit
Masyarakat Haumeni bukannya tidak mempercayai tim medis tatkala sakit. Tapi mereka sebelum ke dokter, hal pertama yang mereka lakuan adalah mencari sebab dan akibat, dibalik penyakit yang diderita oleh salah satu anggota keluarga.
Mereka akan pergi meminta petunjuk ke orang pintar, bukan dukun. Setelah menerima petunjuk yang jelas dari orang pintar atau Indigo, mereka segera berkunjung ke "Oe Leu" atau sumber air suci.
Kesembuhan pun didapatkan oleh anggota keluarga yang sakit.
2. Memperbaiki Komunikasi Dengan Leluhur
Tradisi berkunjung ke sumber air suci sebagai ajang perekat emosional antara leluhur dan mereka yang masih berziarah di bumi. Setelah memperbaiki relasi dengan leluhur di sumber air suci, mereka akan dimudahkan dalam melakukan sesuatu. Caranya serupa dengan apa yang penulis paparkan di atas.