Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korelasi Masyarakat Haumeni Berkunjung ke "Oe Leu" dari Sisi Justice, Peace, Integrity of Creation (JPIC)

23 Maret 2021   16:02 Diperbarui: 14 September 2024   13:13 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tua adat dan leluhur di Oe Leu atau sumber air suci. Foto dari Mediaindonesia.com.

Budaya melambangkan jati diri seseorang. Mencintai alam ciptaan dari Sang Pemberi Kehidupan tak melulu soal manusia. Lebih dari itu adalah korelasi alam dan masyarakat Haumeni dalam merawat bumi.

Merawat bumi dengan cara apapun. Sejauh tidak membahayakan kehidupan manusia sendiri. Kehidupan masyarakat Haumeni masih kental dengan penghargaan kepada alam.

Salah satu penghargaan yang menyita perhatian penulis adalah tradisi penyembahan kepada "Oe Leu" (Sumber air suci) dari setiap suku yang ada di desa Haumeni.

Etimologi Oe Leu berasal dari bahasa dawan. Oe atau Oel  berarti air. Sedangkan Leu adalah sesuatu yang dikeramatkan. Jadi secara harfiah, Oe Leu berarti tempat sumber air yang dikeramatkan.

Setiap suku memiliki "Oe Leu" atau sumber air suku. Masyarakat Haumeni bila menemui kesulitan atau mengalami peristiwa alam, hal pertama yang mereka lakukan adalah mengadakan ritual penyembahan kepada para leluhur yang bersemayam di balik "Oe Leu."

Tradisi mengadakan ritual penyembahan  di 'Oe Leu" atau sumber air suci bukan merupakan penyembahan berhala. Karena antara tradisi dan kepercayaan masyarakat yang mayoritas beragama Katolik sudah diintegrasikan ke dalam tradisi Katolik.

Integrasi ritual ke tempat air suci atau "Oe Leu" sudah ada sejak Misionaris atau Imam-Imam Kongregasi  SVD dari Eropa. Tradisi mengunjungi "Oe Leu" atau sumber air suci biasanya tak menentu bagi setiap keluarga atau suku yang mendiami kampung Haumeni. Tergantung kebutuhan dari setiap suku dalam menyelesaikan persoalan yang ada.

Tradisi ini sangat menarik bagi penulis. Karena selama berada di "Oe Leu" atau sumber air suci, tua adat atau orang yang dipercayakan oleh setiap suku akan mengadakan dialog.

Dialog antara tua adat dan para leluhur yang bersemayam di balik sumber air suci. Umumnya setiap air suci masyarakat Haumeni dijaga atau dihuni oleh ular. Berupa ular Piton atau buaya.

Sesuai dengan mitos suku dawan Timor, buaya dipercayakan sebagai nenek moyang mereka. Tapi, di sini penulis tidak membahasnya. Karena masalahnya akan semakin melebar. Sekadar tambahan bagi pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun