Kontemplasi mengarah pada keseimbangan hidup. Lebih tepatnya kita memasuki ranah spiritualitas. Sekadar tambahan informasi.
Memang inspirasi menulis itu datang dari arah mana saja. Tergantung dari kepekaan setiap penulis. Cara saya untuk menimba inspirasi menulis adalah selain berkontemplasi, berwisata dan menikmati sesuatu yang indah di alam terbuka.
Panorama alam terbuka memberikan secercah atau secuil inspirasi untuk kembali menganggit diksi-diksi kerinduan dalam nadi aksara. Inilah perjalanan saya dalam mengulik aksara.
Karena menulis adalah bagian dari perjalanan yang sudah direncanakan dengan baik. Serupa atau senada dengan tangga nada setiap penulis dalam mencari inspirasi. Komposisi nada aksara menghasilkan paduan suara yang terdengar melankolis. Begitu pun komposisi diksi-diksi keabadian dalam tulisan ini akan tersimpan rapi dan menjadi kenangan terindah, tatkala penulis sudah berada di liang lahat.
Mari menulis, selagi kita masih bisa berpikir jernih. Karena sejarah hanya mengingat mereka yang pernah meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan berdampak positif bagi orang lain.
"Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang." Ir Soekarno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H