Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Serpihan Surga di Padang Sabana Timor

12 Maret 2021   21:00 Diperbarui: 12 Maret 2021   21:01 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabana yang indah, perbukitan yang menjulang tinggi angkasa, langit biru yang selalu menemani mata serta lingkungan yang masih perawan dari cerobong asap pabrik adalah magnetik pulau Timor.

Bulan Maret adalah momen bagi petani untuk bersafari di kebunnya. Sembari anak-anak berlarian, melintasi padang sabana dan berteriak bebas.

Dari ujung Timur ke Barat, lalu dari Utara ke Selatan menyatu dalam hijaunya pepohonan. Tumbuhnya rumput hijau membawa berkat bagi masyarakat pulau Timor. Mereka bebas menggembalakan ternak peliharaan mereka.

Sapi, kambing, kerbau dan kuda berlarian, beriringan sang pemiliknya di padang sabana. Seolah-olah di padang Sabana itulah mereka menjalin harmonisasi rasa. Pemilik ternak bebas menggunakan bahasa isyarat untuk menjaga hewan peliharannya.

Oh indahnya komunikasi simbolis antara hewan peliharaan dengan pemiliknya. Melodi aksara, suara dan teriakan adalah ciri khas, tatkala kita berada di tengah Sabana. Sejauh mata memandang, ada kekuatan maha dahsyat dari perbukitan karang, pepohonana, sabana, laut dan langit biru di tanah Timor.

Tanah yang kaya akan eksotisme alamnya. Tapi, kenapa kekayaan eksotisme alam tak dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat? Gerangan apa yang terjadi di tanah Timor? Entahlah. Aku tak mau berteriak sendirian di padang yang indah.

Tanah Timor di sanalah aku lahir. Sampai langit terbelah pun aku tetap menjadi anak Timor. Aku akan tetap menjaga eksotisme alam Timor dari tangan-tangan jahil yang berusaha untuk mencuri keindahannya. 

Sampai kapanpun jiwaku akan tetap menyatu dengan tanah Timor. Sekalipun saat ini aku hanya memandangmu dari setiap dokumentasi foto dari keluarga yang di kampung halaman. Tapi, rasa rinduku akan ada seri tahun lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun